Tahun 1998, pada Hari Jum'at H- ke 7 sebelum terjadinya penyerangan. Suasana di halaman belakang ruang Organisasi Mapala. Terlihat disana ada 4 orang mahasiswa sedang duduk santai dan membaca buku. Di jam kosong mereka selalu istirahat di ruang Organisasi Mapala. Mereka adalah Runa, Raka, Maya dan Oki. Runa, dia orang yang duduk di dekat pohon dan menyukai buku novel berbagai genre. Dia adalah seorang keturunan Tionghoa berkulit putih, cantik dan memiliki kepribadian phlegmatis. Raka, orang yang duduk di samping Runa. Dia adalah seorang pribumi asli dari pulau Jawa bagian timur, berkulit eksotis, cakep dan memiliki kepribadian kholeris. Maya, orang yang duduk berhadapan dengan Runa. Dia adalah seorang keturunan blasteran Jamaika dan Indonesia yang berkulit eksotis, manis, kepribadian melankolis dan alumni taekwondo. Oki, orang yang duduk di samping Maya. Dia yang selalu mengikuti gaya Maya dan suka mencuri pandang karena dia sudah jatuh cinta pada pandangan pertama saat pertama kali bertemu dengan Maya. Dia adalah seorang keturunan Tionghoa yang berkulit kuning langsat dan memiliki kepribadian sanguinis.
Raka dan Runa sudah mengetahui 2 sahabatnya saling menyukai walaupun gengsi. Mereka berempat merantau di Jakarta untuk kuliah. Persahabatan Mereka terbentuk semenjak awal masuk perkuliahan dan mengikuti organisasi Mapala. Mereka mengambil jurusan yang sama yaitu agribisnis.
Oki ingin mengetahui buku apa yang dibaca oleh Maya. Tangan Oki mulai bergerak akan mengambil buku yang ada di samping Maya, dalam sekejap tangan Maya langsung menekan tangan Oki di atas bukunya. Oki terkejut dan saling bertatapan dengan Maya.
"Apa lihat-lihat?" tanya Maya ketus.
"Eng, enggak. Mau pinjam bukunya doang kok," kata Oki dengan suara gemetar karena kaget dan menarik kembali tangannya.
"Oh mau pinjam! Bilang dong jangan diam saja. Nih," kata Maya dengan menggeser bukunya.
"Iya. Makasih May," kata Oki.
Oki tampak senang tapi sedikit sakit dibagian tangannya. Runa dan Raka hanya menahan ketawa melihat kelakuan 2 sahabatnya.
Ngiiing....
"Ssst, diam dulu. Sepertinya ada pengumuman," kata Raka.
Terdengar suara mikrofon pertanda ada pengumuman di seluruh kampus.
"Tes, Selamat siang. Saya Dito sebagai Ketua Umum BEM di kampus ini. Dimohon seluruh mahasiswa untuk segera datang di halaman kampus! Saya ulangi lagi! Dimohon seluruh mahasiswa untuk segera datang di halaman kampus! Kita akan segera mengadakan rapat koordinasi dadakan," kata Dito.
"Kalian dengarkan! Katanya kita disuruh datang di halaman kampus!" kata Runa.
"Iya. Aku dengar kok. Ayo kesana!" ajak Maya.
"Idih, nggak mau ah. Panas," gerutu Oki.
"Ayok, kamu laki kok manja banget sih. Yang gentleman dong," kata Maya menarik tangan Oki.
Raka disini hanya diam saja dan tampak gelisah. Dia tidak tahu apa yang membuatnya gelisah.
"Raka, ayo. Kok diam saja," kata Runa.
"Oh iya. Tunggu sebentar," kata Raka.
Raka langsung beranjak dari tempat duduknya.
di halaman kampus Ketua BEM pada hari Jum'at, mengajak rapat koordinasi bertujuan reformasi. Seluruh mahasiswa dikumpulkan disana mendengarkan orasi yang disampaikan oleh Ketua BEM. Ada Raka, Oki, Rina dan Maya berada di barisan paling belakang. Mereka mendengarkan apa yang dibicarakan oleh Ketua BEM menggunakan toa kecil agar suaranya terdengar.
"Baiklah. Saudara-saudaraku yang berbahagia. Salam reformasi!" teriak Dito.
"Reformasi!" suara serempak mahasiswa dan mahasiswi.
"Ulangi lagi. Salam reformasi!" teriak Dito.
"Reformasi!" suara serempak mahasiswa dan mahasiswi.
"Baiklah. Jangan lupa pada hari Jum'at jam 8 pagi berkumpul disini lagi. Kita berjalan menuju ke gedung DPR dengan menyanyikan lagu Mars Mahasiswa bersama-sama. Salam reformasi!" teriak Dito.
"Reformasi!" suara serempak mahasiswa dan mahasiswi.
"Ingat satu lagi. Dapat pesan dari seluruh dosen, yang tidak hadir tidak dapat nilai tambahan pada awal masuk semesteran, karena pada hari Minggu semua ada daftar keikutsertaan untuk mengimbau terjadinya perpecahan atau oknum yang tidak bertanggung jawab," teriak Dito.
Suasana mulai gaduh setelah mendengar penjelasan Ketua BEM.
"Diam! .... Baiklah cukup itu saja. Kalian dipersilakan untuk pulang. Salam reformasi!" teriak Dito.
"Reformasi!" suara serempak mahasiswa dan mahasiswi.
Semua orang yang ada di halaman kampus mulai membubarkan diri. Mereka berempat mencari tempat duduk untuk berteduh di taman.
"Hei, aku dan Maya mau beli minuman. Kalian titip apa?" kata Runa.
"Aku titip air mineral ya. Jangan yang dingin," kata Raka.
Raka dan Oki duduk di kursi dengan mengibaskan tangan masing-masing karena udaranya sangat panas.
"Aku juga sama tapi yang dingin ya, ... oh satu lagi, jangan lupa cemilan yang pedas-pedas ya," kata Oki.
"Udah itu aja?" tanya Maya.
"Iya. Cepetan panas nih," desak Oki.
"Iya-iya, cerewet banget sih jadi cowok. Ayo Run," kata Maya.
Maya menarik tangan Runa menuju ke kantin tidak jauh dari tempat mereka berteduh.
Pandangan Raka ke depan seperti ada yang mengganggu pikirannya.