We Need Shelter

winda aprillia
Chapter #3

Chapter 3: H-5

Pada Hari Minggu H- ke 5, Raka sudah menjemput Runa dan Maya. Mereka duduk di kursi belakang. Sekarang dia menunggu Oki keluar dari kost.


"Oki belum keluar ya," kata Raka.


"Sebentar! Aku telpon dulu ya," kata Maya.


Maya mengambil ponselnya di dalam tas untuk menelpon Oki.


Di dalam kost Oki, ponsel di atas meja miliknya berdering.


Drrrttt .... Drrrttt ....


Suara getaran ponsel milik Oki terus berbunyi.


"Siapa sih," kata Oki mengucek matanya.


Setelah Oki mengambil ponsel dan melihat nama yang menelpon. Oki langsung tersadar dan ingat hari ini ada janji.


"Halo sayang!" kata Oki dengan senyum.


Sorot Maya yang sedang menelpon di dalam mobil.


"Halo sayangku! Sudah siap belum? Kita sudah ada di depan kost sayang nih" tanya Maya.


Runa dan Raka merasa geli mendengar percakapan mereka dan seperti mau muntah.


Sorot Oki yang masih di dalam kost.


"Sudah kok sayang! Habis ini turun ke bawah. Sekarang kamarku ada di lantai atas," jawab Oki.


"Pindah ya sayang ya. Hati-hati sayang," suara telpon Maya.


"Iya. Kamu juga sayang hati-hati," kata Oki.


Tut ....


Suara panggilan terputus. Maya sudah mengakhiri panggilannya. Oki buru-buru cuci muka, ganti baju dan makan roti sedikit. Dia membawa tas kecil dan jaket. Dia berlari sambil memakai jaket dari lantai atas sampai turun ke lantai bawah.


Terlihat di dalam mobil, Oki baru keluar dari gerbang kost. Lalu masuk ke dalam mobil duduk di samping Raka dan menutup pintu mobil.


"Kalian sudah siap?" tanya Raka.


"Siap!" jawab mereka serempak.


"Tidak ada yang ketinggalan kan?" tanya Raka.


"Tidak," jawab mereka serempak.


"Ayo kita berangkat," kata Raka dengan fokus ke depan untuk menyetir mobil.


"Yuhuu," teriak Maya.


Sorot mobil Raka bergerak meninggalkan kost Oki. Perjalanan yang memakan waktu sekitar setengah jam untuk sampai ke pantai. Sepanjang jalan mereka bernyanyi bersama dengan lagu andalan yaitu Mars Rimbawan. 



Setengah jam kemudian mereka sudah sampai di parkiran dan membayar tiket masuk. Mereka berjalan menuju di pesisir pantai. Pesisir pantai yang sangat luas dan panjang.


"Ayo kita berlari siapa yang duluan sampai di pohon kelapa itu," tunjuk Maya.


"Ayo! Siapa takut," kata Oki dengan meregangkan kaki.


"Pemanasan dulu biar tidak kram," kata Raka dengan meregangkan tangan dan kakinya.


Mereka pemanasan dulu dipimpin oleh Raka.


"Berhitung 2 kali dengan berurutan dimulai dari Runa. Berhitung mulai," kata Raka.


Raka memperagakan gerakan memutar pinggang.


"1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8," kata Runa.


Raka memperagakan gerakan menekuk kaki ke arah belakang.


"1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8," kata Maya.


Raka memperagakan gerakan melompat.


"1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8," kata Oki.


"Gimana sudah tidak terasa kaku kan?" tanya Raka dengan memutar-mutar ujung kakinya.


"Iya sudah terasa rileks nih," kata Oki.


Lalu Maya membuat garis lurus. Mereka memposisikan masing-masing di depan garis.


"Kalian sudah siap?" tanya Maya.


"Siap," kata mereka serempak.


"Aku yang menghitung ya. Pada hitungan ketiga lari. Oke! 1 ... 2 ... 3," teriak Maya.


Sorot mereka berlari dengan kencang menjauhi start. 


Terlihat Raka yang paling cepat berlari. Dibelakangnya ada Runa beriringan dengan Maya. Hanya Oki yang tertinggal jauh.


Posisi pertama sampai finish dipimpin oleh Raka, kedua Runa dan ketiga Maya.


"Runa ternyata diam-diam jago lari juga ya," kata Raka dengan napas ngos-ngosan.


"Aku dulunya mantan pelari kok," kata Runa mengusap keringat di dagunya dengan ngos-ngosan.


"Wah pantesan larimu terlihat ringan," kata Maya.


"Sebentar! Tuh lihat! kasihan Oki sampai ngos-ngosan kayak gitu," kata Runa.


Oki yang berada diurutan terakhir baru sampai finish.


"Hah, hah, capeknya," kata Oki dengan ngos-ngosan.


"Capek ya sayang ya," kata Maya.


"... air ... aku butuh air," pinta Oki sangat kehausan.


Oki tiba-tiba terduduk dengan memegang kepalanya.


"Waduh! Anak orang hampir pingsan," kata Raka.


"Sebentar ya sayang! Aku belikan air mineral ya. Ayo Run ikut aku," ajak Maya menarik lengan Runa.


"Iya-iya. Yang sayang ayangnya," kata Runa.


Maya dan Runa sedikit berlari menuju warung di dekat pantai.


"Ehh Oki beneran kamu mau pingsan?" tanya Raka.


"Hahaha, kagaklah. Memang capek sih dan fisikku tidak sekuat kalian," kata Oki dengan mengibaskan tangannya.


"Yasudah! Ayo pindah! Duduk disana saja jangan disini," ajak Raka mengulurkan tangannya.


Sorot dari belakang Raka dan Oki berjalan menuju gazebo untuk berteduh. Sesampainya di gazebo Oki langsung rebahan begitu saja.


"Kakinya jangan lupa diluruskan," kata Raka.


"Eh iya lupa .... Aku tiduran sebentar ya. Kepalaku agak pusing nih," kata Oki memegang kepalanya.


"Darah rendah ya?" tanya Raka.


"Iya. Tadi pagi waktu kalian jemput aku. Sebenarnya aku baru bangun tidur," kata Oki dengan memejamkan mata.


"Berarti kamu belum sarapan nih," kata Raka.


"Sudah kok! Cuma makan roti sedikit buat isi perut," jelas Oki.


"Yasudah! Nanti mampir di warung makan. Kita makan siang bersama-sama," kata Raka.

Lihat selengkapnya