Pada Hari Senin H- ke 4 di pagi hari, mereka berada di kebun pisang. 1 kelas memakai baju praktik sedang memanen buah pisang.
"Wah banyak banget buah pisangnya," kata Maya.
"Boleh dimakan enggak nih?" tanya Oki.
"Kita yang merawat masa tidak boleh makan," gerutu Maya.
"Sepertinya boleh! Itu lihat ketua kelas lagi makan buah pisangnya," kata Runa.
Ketua kelas dan temannya yang lain sedang memakan buah pisang. Tapi anehnya mereka memakannya dengan bersembunyi.
"Awas-awas minggir!" kata Raka yang sedang menebas pohon pisang.
"Coba aku tanya dulu .... Pak ketua pisangnya boleh dimakan?" tanya Oki dengan berteriak.
"Ssst diam! Jangan teriak-teriak. Makan saja selagi dosen tidak disini," bisik ketua kelas.
"Wah! Pak ketua kelas nakal nih," kata Oki.
"Ssst ... makan saja. Jangan banyak omong," bisik ketua kelas.
Teman-temannya yang lain juga menyuruh Oki untuk diam.
"Iya-iya. Pak ketua cerewet juga ya," kata Oki.
"Ayo makan saja," kata Maya.
"Yakin? Tidak apa-apa?" tanya Runa.
"Iya Runa. Makan saja. Nanti kalau ketahuan kita dihukum bersamaan," jawab Raka sedang membuka kulit pisang.
"Iya sudah. Enak pisangnya?" tanya Runa sedang mengambil buah pisang.
"Enak, manis. Seperti kamu," jawab Raka.
"Ihh Raka, jangan gitu malu aku," kata Runa membuka kulit pisang.
"Jiahahaha, pak cool mencair lagi," goda Oki.
"Iya nih. Kalian buruan jadian kenapa?" tanya Maya.
"Belum waktunya. Kita santai dulu. Menikmati waktu sendiri-sendiri dulu. Iya kan Runa?" tanya Raka.
"Iya. Selama membuat kita nyaman," jawab Runa.
"Kita kalau sedang berkumpul seperti ini kita sahabat tapi kalau nantinya sudah jalan berdua ya kita pasangan," kata Raka.
"Oh seperti itu! Iya-iya apa katamu dah Ka. Ingat Ka! Cewek jangan digantung terlalu lama," kata Maya.
"Iya paham kok! Yang penting sekarang fokus kuliah dulu. Kalau seandainya Runa sudah ada or...," kata Raka.
Runa langsung memotong perkataan Raka untuk meyakinkannya.
"Enggak! Aku tulus menunggumu kok Ka. Jangan ngomong yang aneh-aneh seperti itu lagi. Tolong ya," kata Runa memohon.
"Iya. Baiklah! Aku janji," kata Raka.
"Terimakasih ya Ka," kata Runa.
Tiba-tiba ada suara tembakan. Suara tembakan itu seperti mengarah kepada mereka. Suara yang cukup dekat dan kencang. Mereka seperti sedang di teror oleh seseorang yang tidak dikenal. Mereka akhirnya berteriak karena kaget dan takut.
dret det det det det det.