We Need Shelter

winda aprillia
Chapter #7

Chapter 7: H-1

Pada hari Kamis H- ke 1, berada di halaman kampus. Disana ada Ketua BEM dan beberapa anggota BEM sudah berkumpul untuk menunggu mereka. Terlihat beberapa mahasiswa mulai satu persatu berkumpul disana. Raka, Runa, Maya dan Oki baru saja sampai. Mereka berempat selalu saja datang belakangan. Ketua BEM mulai berbicara dan menyampaikan orasinya lagi menggunakan toa kecil. Kali ini yang disampaikan oleh Ketua BEM sangat berat dan intens.


"Salam reformasi," teriak Dito.


"Reformasi," suara serempak mahasiswa dan mahasiswi.


"Salam reformasi," teriak Dito.


"Reformasi," suara serempak mahasiswa dan mahasiswi lagi.


"Baiklah! Terimakasih kepada kawan-kawan yang sudah berkumpul disini untuk acara demonstrasi besok jam 8 pagi. Tolong di ingat dan mohon untuk pengertiannya! Saya sebagai ketua BEM meminta untuk kerjasamanya kepada kalian. Kalian pasti sudah tahu apa yang sudah terjadi dengan negeri ini kan. Negeri kita sedang tidak baik-baik saja. Kita sebagai mahasiswa membantu masyarakat untuk mengajukan diri meminta keadilan. Ada beberapa tuntutan yang akan aku sampaikan kepada kalian, diantaranya tuntutan reformasi politik, ekonomi, pengunduran diri presiden, perlindungan dan keadilan bagi korban kekerasan, kebebasan pers dan kebebasan berpendapat, dan yang terakhir Hak Asasi Manusia. Ini sangat penting! Kita perlu memperbaiki tatanan negeri ini. Agar tidak semakin rusak. Negeri kita akan dibawa kemana kalau rusak. Apa kalian lupa dengan kejadian teman-teman kita yang sudah meninggal, ini sudah pasti ada kaitannya. Aku benar-benar minta tolong untuk partisipasinya dan kehadiran kalian semua yang ada disini. Kalian setuju dengan apa yang sudah aku sampaikan?" teriak Dito.


"Setuju," suara serempak mahasiswa dan mahasiswi.


"Baiklah! Terimakasih. Salam reformasi," teriak Dito.


"Reformasi," suara serempak mahasiswa dan mahasiswi.


"Setelah ini kita akan membagikan atribut yang perlu dibawa untuk besok," jelas Dito.


Atribut yang dimaksud adalah berupa selendang berwarna hitam yang bertuliskan reformasi yang nantinya diikat di kepala.


Setelah Ketua BEM menyampaikan beberapa tuntunan. Mereka berempat pandangannya ke depan dan fokus mendengarkan apa yang sudah disampaikan oleh Ketua BEM. Pada akhirnya, mereka enggan untuk meninggalkan acara demonstrasi pada besok pagi.


"Besok sepertinya kita batal untuk pergi liburan," kata Raka.


"Iya, teringat apa yang sudah terjadi selama ini!" kata Runa.


"Termasuk teman-teman kita yang sudah meninggal," kata Maya.


"Pasti ada kaitannya. Semoga acara besok berjalan dengan lancar. Amin," kata Oki.


"Baiklah! Terimakasih lagi untuk kalian sudah menyempatkan waktunya untuk datang kesini. Jangan lupa besok jam 8 pagi datang berkumpul disini lagi. Semoga acara demonstrasi besok berjalan dengan lancar, amin. Ingat satu lagi! Waspadalah terhadap penyusup yang masuk di barisan kita, ketahuilah gerak-gerik mereka dan apa tujuan mereka. Baiklah! .... Oh iya satu lagi besok kita memakai jas almamater. Cukup itu saja. Kalian diperbolehkan meninggalkan tempat. Salam reformasi," teriak Dito.


"Reformasi," suara serempak mahasiswa dan mahasiswi


Mereka semua membubarkan diri, ada yang masuk ke arah kantin, ruangan administrasi dan ruangan Unit Kegiatan Mahasiswa. Mereka berempat berjalan ke arah ruangan organisasi. Ada beberapa mahasiswa sudah ada di dalam. Tiba-tiba ada salah satu di antara mereka bertanya kepada Raka.


"Kak, hari libur ada acara tidak?" tanya Beni.


"Tidak. Ada apa?" tanya Raka.


"Enggak ada kak. Rencana kita mau summit," jawab Beni.

Lihat selengkapnya