Keesokan harinya, mereka bangun dan mulai bersiap-siap. Kali ini Raka dan Oki yang memasak.
Maya ingin menelpon neneknya. Dia mengambil ponsel miliknya di dalam tas. Dia berharap nenek mengangkat panggilannya.
Kriiiing... Kriiing....
"Halo, siapa ini?" tanya seorang ibu-ibu.
"Halo, saya cucu nenek Romelah. Nenek ada dimana?" tanya Maya.
"Oh nak Maya, sebentar ya nak. ...," kata suara ibu itu.
Terdengar di telepon ibu itu sedang mencari nenek.
"Nek, ini ada panggilan dari cucu nenek," kata ibu itu.
"Cucuku," kata nenek Romelah menerima ponsel miliknya.
"Iya nek," kata ibu itu.
"Halo, cucuku sayang. Sekarang kamu dimana? sudah makan belum?" tanya nenek Romelah.
"Iya nek aku ada di swalayan dekat rumah nenek. Ini masih lagi masak nek," jawab Maya.
"Loh kok tiba-tiba sudah ada disana. Kamu disana dengan siapa?" tanya nenek.
"Aku disini dengan teman-teman aku nek. Ada Runa, Raka dan Oki nek. Tadi malam mau pulang ke rumah nenek tidak diperbolehkan masuk oleh bapak-bapak yang jaga. Rumah Oki juga hancur gara-gara terbakar. Tapi kita tidak menemukan keluarganya," jelas Maya.
"Oki? Sebentar. Anak ibu Sinta kuliah disana juga cu. Aku tanyakan dulu ke ibunya," kata nenek Romelah.
Terdengar nenek mengobrol dengan ibu Sinta.
"Ibu Sinta, nama anak ibu siapa yang kuliah disana?" tanya nenek.
"Namanya Oki nek. Ada apa ya nek," jawab ibu Sinta.
"Mungkin teman cucuku itu anak ibu Sinta," kata nenek Romelah.
"Sebentar ya Bu Sinta .... Cu, coba ponsel milikmu beri ke temanmu yang bernama Oki. Mungkin Bu Sinta ibunya," kata nenek Romelah.
"... benaran nek ibu itu ibunya Oki," teriak Maya.
Oki yang mendengar percakapan Maya. Dia berdiri berjalan mendekati Maya.
"Ibuku masih hidup May," kata Oki.
"Ini coba bicara. Pastikan benaran suara ibu kamu atau tidak?" tanya Maya.