We Need Shelter

winda aprillia
Chapter #12

Chapter 12 : H+4 | Perjalanan kembali menuju ke Jakarta

Keesokan harinya, setelah mereka sarapan bersama yang sudah dibuatkan oleh Mami Meyriska dan mulai melihat isi video menggunakan komputer milik Papi Rafael. Mereka mulai memilah isi video dan ada video saat wartawan terjatuh tertembak.


Sebelum wartawan itu tertembak dia sedang menjelaskan apa yang sudah terjadi secara singkat.


"Halo selamat siang! Saya Edi sebagai wartawan muda. Saya akan memperlihatkan perlakuan mereka terhadap kita. Selama ini kita sebagai wartawan sama sekali tidak dihargai. Lihat! dia teman-teman ku sedang dihajar oleh oknum polisi. Mereka melakukan intimidasi, perampasan alat, kekerasan dan penghapusan hasil liputan. Kita sudah pernah melakukan pelaporan kepada pihak kepolisian tapi sayangnya proses penyelesaiannya lama dan terkesan tidak ada tindak kelanjutannya. Saya sangat mendukung para mahasiswa untuk menuntut keadilan. Saya sudah tahu kalian akan mengadakan rapat terbuka. Video ini bisa kalian gunakan untuk tambahan bukti," teriak Edi wartawan.


Dor...


Wartawan itu sedang memperlihatkan video apa yang sudah terjadi. Tiba-tiba ada tembakan entah dari mana tidak diketahui telah mengenainya. Terlihat di dalam video, kamera dia seperti sedang jatuh dan terdengar suara batuk-batuk dari wartawan itu. Dia sempat seperti mengamankan kamera di dalam jaketnya dan mematikan video rekamannya sendiri. Disaat itulah Raka datang membantu wartawan itu.


"Astaga! Saat itu dia tertembak," kata Runa.


"Iya," kata Raka.


"Videonya di-edit sekarang atau bagaimana Ka?" tanya Oki.


"Sekarang saja! Seandainya nanti ada kejadian yang lainnya lagi kita rekam saja," jawab Raka.


Mereka setuju dan mulai mengedit video itu.  Oki mengabari ketua kelas untuk menyiapkan layar tancap dan komputer. Agar semua yang hadir bisa melihat kejadian yang selama ini sudah terjadi. Papi Rafael memberikan 2 buah DVD untuk menyimpan video. Mereka menyimpan video yang sudah diedit di dalam DVD dan potongan-potongan video mereka simpan di dalam DVD satunya lagi jadi mereka tetap mempunyai 2 file yang sudah tersimpan. Memori kamera handycam dikosongkan agar dapat digunakan untuk merekam video lagi.


Akhirnya mereka sudah menyelesaikan dan sekalian mempersiapkan barang apa saja yang dibutuhkan. Raka membuka peta miliknya menyarankan untuk lewat jalur lain. Terlihat di peta jalur yang dipilih melewati pinggiran pantai. Tiba-tiba diluar terdengar suara sangat ramai. 


"Ssst! ... matikan semua lampunya. Gerbang depan tadi sudah ditutupkan?" tanya Raka.


"Iya, sudah. Tadi malam aku dan Maya keluar menutup pintu gerbang," jelas Runa.


Raka menengok tipis-tipis ke jendela tertutup gorden. Terlihat dari bawah di bahu jalan ada sekumpulan orang-orang sedang lewat. Beruntungnya sekumpulan orang-orang itu hanya lewat.


"Kalian nanti berangkatnya tengah malam saja ya, di kota siang hari selalu ramai," pinta Mami Meyriska.


Mereka setuju karena tidak memungkinkan mereka keluar di jam siang yang banyak orang berlalu-lalang. Setelah itu mereka istirahat dan membantu kedua orangtua Runa yang sedang membuat makanan untuk makan malam. 


Jam sudah menunjukkan pukul 23.30 WIB. Mereka tertidur di ruang keluarga. Beruntungnya Kedua orangtua Runa membangunkan mereka untuk segera bersiap-siap. Raka mencuci muka agar tidak mengantuk saat sedang menyetir. Mami Meyriska sudah mempersiapkan kopi dalam botol untuk mereka.

Lihat selengkapnya