We Never Know

Tanya Fransisca
Chapter #4

Keempat

"Sasa ayo bangun ini udah siang," mama membuka tirai jendela kamar Sasa yang langsung membuat sinar matahari mengusik tidur Sasa.

"Bentar, ma, sepuluh menit lagi."

Mama tidak diam saja, ia malah menarik selimut Sasa, "Kamu ini memangnya masih sekolah minta 10 menit lagi? Ayo bangun nanti kamu terlambat di hari pertama kerja."

"Kerja!" Sasa langsung bangun begitu mendengar kata kerja, "Mama kok nggak bangunin lebih pagi!" Sasa langsung loncat dari kasurnya dan segera menuju kamar mandi untuk bersiap-siap.

Mama hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah putri semata wayangnya itu, "Bagaimana kalau tinggal sendiri kamu, Sa, pasti sudah nggak keurus deh hidup kamu."

Sasa yang sudah hampir telat melewatkan sarapannya dan segera bergegas masuk ke dalam mobil. Bukannya langsung lurus keluar perumahan menuju kantor, Sasa berbelok mengambil jalan menuju blok sebelah dan berhenti di rumah Ara.

Bipp... Bipp...

Suara klakson Sasa membuat Bi Ana keluar dan langsung berteriak, "Mas Ara sudah pergi duluan tadi."

"Oke deh, Bi! Terima kasih!" Ucap Sasa yang mengeluarkan kepalanya lewat jendela mobil.

Dasar Ara! Mentang-mentang hari pertamaku bekerja malah sok-sokan pergi duluan!

Tanpa menunggu lama lagi, Sasa menginjak gasnya dan langsung meluncur menuju kantornya. Lebih tepatnya kantor barunya karena hari ini adalah hari pertama ia bekerja. Sasa bekerja di salah satu kantor penerbit di daerah Jakarta. Bekerja di tempat ini adalah impian Sasa sejak dulu karena baginya bisa dekat dengan buku-buku dan bekerja sambil mencium aroma buku adalah surga baginya.

Lihat selengkapnya