We Never Know

Tanya Fransisca
Chapter #10

Kesepuluh

"Ra! Kok lu nggak adil!" Sasa yang baru masuk langsung memarahi Ara tanpa peduli lagi dengan posisi jabatan yang dipegang masing-masing.

"Lo kenapa, Sa? Baru masuk langsung marah-marah."

"Gimana nggak marah! Lo kasih projek ke Karen sedangkan gua nggak lo kasih, Ra!"

Ara bangun dari bangkunya, "Jadi cuma gara-gara itu?"

"Gara-gara itu?"

Ara mendekati Sasa, memegang kedua bahunya mencoba berbicara dengan setenang mungkin dengan Sasa yang sedang marah, "Sa, lo juga bakal dapat kok, semua ada waktunya, Sa."

Mata Sasa mulai membendung air matanya, "Kali aja lo lagi balas dendam karena gua nggak jawab pernyataan lo kemarin malam." Sasa menepis tangan Ara dan keluar meninggalkan ruangan.

"Sasa lo nangis?" Karen yang tepat masuk ke dalam ruangan setelah itu, berpapasan dengan Sasa.

"Biarin dia tenangin dirinya, kita tetap lanjutin rapat buku baru itu." Ucap Ara.

Sasa pun segera berlalu meninggalkan ruangan itu dan kembali menuju perpustakaan.

"Jangan lupa membawa laptopmu dan rapikan administrasi 1 bulan kemarin." Messa yang seolah tidak tahu apa yang terjadi tetap menyuruh Sasa bekerja. Bagaimana pun Sasa tetap menurut dan mengambil laptopnya beserta berkas yang harus ia rapikan lebih dulu.

"Bekerja dengan teman yang sudah dekat memang tidak akan membuatmu menjadi profesional."

"Uh? Apa maksudnya?"

"Jika kau ingin bertahan, bersikaplah profesional, jadi kau bisa menjaga keduanya, pertemananmu dan pekerjaanmu."

Lihat selengkapnya