"Ma, ceraiin papa aja ya," Sasa memohon kepada mamanya.
"Apa yang kamu bilang, Sa? Bagaimana kamu bisa mengatakan hal demikian?"
Sasa membuang nafas berat, "Ma, lihat kondisi mama sekarang, sudah sekarat di rumah sakit dan mama masih mau pertahanin papa?"
"Sasa," mama mengusap lembut pipi Sasa, "Dia tetap papa kamu, tetap suami mama, sudah puluhan tahun bersama, mama tidak bisa pisah begitu saja."
"Ma, tapi mama sudah bertahan cukup lama, udah cukup ma."
"Sasa, papa kamu nggak selamanya jahat, mama yakin setelah ini dia menyesal."
"Iya menyesal! Terus nanti juga berulah lagi." Sasa mulai kesal.