Itu pagi yang suram, matahari sudah bersinar terang tapi Sasa tidak berniat untuk bangun dari tempat tidurnya. Mamanya yang masih di rumah sakit pun tidak bisa mengerakan Sasa untuk bangun dari tempat tidurnya sekarang. Jika bangun Sasa takut semua rasa sakit kemarin menjadi nyata kembali dan ia tidak sanggup dengan efek yang akan ia terima. Hingga bunyi bel membangunkan Sasa dari kasurnya.
"Ara?"
Sasa langsung tahu itu Ara karena bunyi bel ia bunyikan hanya 3 kali bunyi sesuai dengan suku kata namanya, Ara. Sasa langsung meloncat dari kasurnya dan turun ke bawah.
"Ara?" Sasa membuka pintu dan benar itu Ara.
"Are you okay?" Nampak wajah khawatir Ara di depan wajah Sasa, itu lebih dari menenangkan.
"Lo mau naik?"
Seperti biasa Ara naik ke atas, masuk ke kamar Sasa, tapi kali ini ia tidak langsung naik ke kasur Sasa. Ia hanya berdiri kaku di dalam kamar itu.
"Ara, kemarin gua..."