We're (Not) Really Break Up

Keita Puspa
Chapter #15

15. Trouble

Januari, 2021

"Kamu bilang kalian sudah putus. Coba lihat Instagramnya! Dia memasang foto-fotomu, tuh!"

"Ha? Kita sudah gak ada hubungan, Am. Tanya saja pada M. Aku gak pernah bicara dengannya lagi." Jimmi berhadapan dengan layar monitor laptopnya. Di sana tergambar jelas ke-bete-an Amy. "Tanya Zack juga! Dia tahu bagaimana kami putus."

"Awas saja kalau bohong!" Tangan terkepal Amy memenuhi layar. "Aku akan bilang pada paman Paul kalau kau menyakitiku!" 

"Jangan begitu, Am—" Sambungan terputus, lebih tepatnya diputuskan oleh Amy. Jimmi mengusap wajahnya. Setelah kejadian di sungai, ia dan Amy berbaikan dan membuat semua orang terlihat lega. 

Baru beberapa bulan saja hubungan itu lancar—Amy dan Jimmi sepakat kalau mereka benar-benar bertunangan—cobaan kembali menerpa. Amy bahkan mengancam akan mengadu pada ayahnya. Jimmi tahu benar kalau ayahnya lebih menyayangi Amy daripada ia sendiri. Entah apa yang akan ayahnya lakukan jika tahu kalau ia pernah membuat hati Amy sakit. Mungkin dicoret dari daftar keluarga. 

Bahkan ibunya sendiri tidak akan membelanya dalam hal itu. Ia tahu benar kalau ibu dan ayahnya menyukai Amy, menginginkan putri dari sepupu ibunya itu untuk menjadi bagian keluarga—menjadi menantu. Tentu saja itu adalah angin yang menyegarkan untuk Jimmi. Setidaknya, keluarganya mendukungnya. 

"Kalian bertengkar?" tanya M yang baru keluar dari kamar mandi. Semerbak wangi sabun beraroma maskulin menyebar melalui pintu kamar mandi yang terbuka. 

"Ya, semacam itu."

"Oh," gumam M yang telah memutuskan untuk membiarkan mereka menyelesaikan masalahnya sendiri. 

"Joan mengunggah fotoku di instagramnya. Padahal kami sudah putus sejak sebelum liburan," jelas Jimmi tanpa M tanya. 

"Kau masih menemuinya?" M menggosok rambutnya yang masih basah dengan handuk. 

"Kau gila? Mana ada. Kami sudah berakhir." Jimmi merengut. Kemudian ia membuka folder foto dan melihat-lihat foto hari terakhirnya liburan bersama Amy. Ia menatap lekat-lekat swafotonya yang berdua saja dengan adik M itu. Mereka berdua tertawa bahagia. Perlahan ia menyentuh gambar Amy dengan jemarinya. 

"Kau suka itu?" M menunjuk layar. 

"Apa?" Jimmi melirik M yang tengah tersenyum nakal. 

Lihat selengkapnya