Irvan dan ketujuh anak perempuan tadi memasuki ruangan guru. Hampir semua guru sudah pada hadir dan berada disana. Karin juga sudah duduk di meja kerjanya. Sontak ketujuh anak itu menjadi pusat perhatian.
“Wah…wah…wah.” celetuk seorang guru bahasa inggris sekaligus guru ekskul youtuber yang sering disebut sebagai guru tertampan. “come on, girls! kalian cari masalah apa lagi?”
“Biasalah, Pak Boy!” saut Irvan sambil terus berjalan melewati Boy dan diikuti oleh ketujuh anak tadi.
“Please, masa kalian nggak capek sih berantem gara – gara Yunan!” ceplos pria yang baru memasuki kepala tiga itu.
Adhis yang kebetulan melintas di depan Boy langsung menyauti. “bukan soal Yunan kok, Pak. lagian saya juga udah putus.”
“Oh, terus kalian berantem karena apa dong?”
Tak ada yang menanggapi dan hanya lanjut berjalan mengikuti Irvan ke ruangan kepala sekolah.
Guru – guru pun langsung saling berbisik dan bergosip. Tak hanya murid – murid saja yang gemar bergosip, guru pun juga.
Boy langsung menghampiri Karin yang tampak sedang menyandarkan tubuhnya di kursi sambil mengusap –usap perutnya. Wajah ibu hamil itu tampak kelelahan. Namun riasan make up dan dress merah selututnya tetap membuatnya terlihat menawan.
“Karin…Karin.” Boy langsung menduduki kursi kosong di sebelahnya. “mau tanya dong.”
Boy langsung mengeluarkan ponsel dari sakunya, membuka menu galeri dan menunjukkannya kepada Karin.
“Menurut lo cincin nikah buat Vicky bagusan yang mana?” Boy langsung menunjukkan beberapa gambar pasang cincin kepada Karin.
Sambil mengikat rambut hitam panjangnya, Karin memerhatikan dengan saksama.
“Yang ini bagus.” tunjuk Karin ke gambar sepasang cincin berwarna rose gold tersebut.
“Selera lo sama berarti sama Vicky.” ujar Boy. “dia juga paling suka yang itu.”
“Emangnya lo nggak suka?” tanya Karin penasaran.
“Ya, terlalu warna cewek nggak sih? Gue maunya sih yang netral – netral aja yang warna gold or white gold gitu.”
Karin hanya tertawa sambil membuka laptopnya untuk menyiapkan materi pembelajaran.