[24 SEPTEMBER 2021]
“Oke, anak –anak sampai sini dulu ya pelajaran kita hari ini.” Ujar Karin saat mengajar kelas XII Ipa 1. “Jangan lupa kerjain tugasnya, ya.”
“Ya, Bu Karin.” Saut mereka.
Beberapa anak langsung menghambur keluar untuk istirahat. Karin berniat menghampiri Adhis yang masih pucat, namun tiba-tiba saja Adhis melihat Alex dari dalam kelas sedang melintasi lapangan.
Karin bisa melihat gadis itu langsung bergegas keluar kelas untuk mengejarnya. Larinya tak sekencang biasanya, saat mengejar pria itu. Tampak sekali berhati-hati. Karin spontan mengikutinya dan meninggalkan barang-barangnya di meja begitu saja bahkan melupakan ponselnya. Ia berusaha menjaga jarak dari Adhis agar tak ketahuan.
Karin bisa melihat gadis itu jalan terengah-engah mengitari lapangan dan Karin memilih langsung memotong jalan saja agar lebih cepat.
Ia tak memerhatikan para murid yang sedang bermain basket, hanya fokus memerhatikan Adhis. Tau – tau……………..
Bukkkkkkkkkkk…….
Ada bola mengenai perutnya dan dirinya otomatis terjatuh.
“Bu Karin…Bu Karin!” Anak – anak yang berada di lapangan langsung panik merasa bersalah, menghentikan kegiatan dan menghampiri guru mereka.
Perut Karin pun terasa mulas, maka terus ia pegangi.
“Bu Karin, maaf ya bu!” Ucap Yunan dengan nada menyesal. Ada Yunan dan geng nya juga disana.
“Panggil Pak Irvan deh, kayaknya beliau ke arah kantin tadi.” Jefri berinisiatif meminta bantuan lainnya. “Kita biar bawa Bu Karin ke UKS.”
“Ga usah….ga usah!” Sergah Karin cepat. Ia berusaha berdiri.
“Eh, Bu…bu biar kita bantu ya.” Anak-anak cowok itu malah tambah panik.
Wanita yang usia kandungannya memasuki tujuh bulan itu melihat Adhis berbelok menuju arah Alex menelepon kemarin. Maka ia pun harus cepat.
“Saya lagi buru – buru. Permisi.”
Karin pun langsung berjalan cepat meninggalkan mereka. Dirinya tak boleh kehilangan sosok Adhis dan Alex lagi. Ia kini sudah berbelok ke lokasi kemarin, saat dirinya menguping Alex menelepon. Adhis sudah berada di ujung depan berbelok ke kanan. Maka ia pun juga berjalan maju ke depan.
“Ini semua gara-gara kamu tau, nggak!” Karin bisa mendengar Adhis berteriak, “masa depan aku hancur gara-gara kamu!”
Karin mengintip sekilas ternyata dirinya marah dengan Alex. Benar dugaannya! Ia pun berhati-hari agar tak terlihat oleh mereka.
“Kita ngelakuin sama – sama mau, kan?” Cemooh lelaki itu.