We School : Sesak

Putri Lailani
Chapter #28

Bagaimana Adhis Hamil?

[ 17 AGUSTUS 2021]

 

-      Flashback di tempat karaoke -

“Sayang, aku kayaknya belum siap nikah deh.” Ujar Adhis tiba – tiba saat mereka masih di tempat karaoke. “Aku punya banyak impian, tapi nikah muda bukan salah satunya.”

Setelah perdebatan tadi, Alex masih bisa berpura – pura bersikap hangat dan menggenggam erat tangan gadis itu.

“Tapi katanya aku ini tipe kamu, kan? Kenapa kamu nggak yakin?”

Adhis terdiam sejenak sambil menunduk. Gadis itu kemudian menggeleng.

“Kita memutuskan pacaran kayaknya sebuah kesalahan, deh.” Ujar Adhis lagi. “Umur kita kan beda jauh jadi mindset kita beda. Kita kayaknya udahan aja ya.”

Alex diam pura – pura memasang wajah sedih.

“Soalnya aku mau jadi dokter, nggak mau ambil jurusan lain.” Lanjutnya lagi. “Nggak mau jadi ibu rumah tangga.”

Alex yang tak mau rugi tentu enggan menyerah begitu saja.

“Oke, setidaknya kita pesan satu minuman lagi ya baru pulang.” Bujuk Alex. “Kita ketemu baik-baik, setidaknya pisah juga harus baik-baik.”

Adhis tampak berpikir sejenak.

“Kita kan nanti akan ketemu di sekolah setiap hari. Aku kan tetap ngajar kamu.” Bujuk Alex lagi. “Aku mau hubungan kita tetap profesional, kamu juga tetap bisa les bahasa Jerman.”

“Oke.”

“Oke, biar cepat aku langsung pesan keluar aja, biar langsung aku bawa kali ya.”

“Oke.”

Alex pun keluar, berjalan ke kasir untuk memesan minuman.

“Mbak, pesan teh botol dua ya.” Pinta Alex begitu tiba, sambil menunjuk kulkas di belakang meja kasir tersebut.

“Oh baik, Pak. Nanti saya antar.”

“Eh, jangan –jangan.” Ujar Alex cepat. “Saya langsung bawa aja.”

Alex pun mencari-cari alasan.

“Gini mba, pacar saya tuh lagi ngambek. Jadi saya mau bawain sendiri, biar dia senang lagi.”

“Ah, romantis amat.” Puji petugas tersebut. “Udah ganteng, baik lagi.”

Sayangnya kebaikannya itu palsu.

Pelayan tersebut langsung mengambil dua botol teh dari kulkas, membuka tutupnya, meletakkan sedotan kemudian menyerahkannya kepada Alex.

“Ini uangnya, Mbak.” Alex menyerahkan uang tersebut.

“Terima kasih.” Pelayan itu menerimanya kemudian teringat sesuatu. “Oiya, Pak. Tadi sebenarnya ada rombongan bapak yang nyariin. Pas saya mau antar ke ruangan, eh dia malah disuruh pulang sama suaminya.”

Alex mengernyitkan dahi.

“Rombongan?” Tanyanya bingung. “Orangnya kayak gimana, ya?”

“Ibu-ibu kira – kira seumuran bapak, lagi hamil gitu.” Saut pelayan itu. “Orangnya cantik, mungil, rambut panjang. Kalau suaminya lumayan manis mukanya dan brewokan gitu.”

Alex kemudian mengambil ponsel di sakunya dan mencari foto yang dimaksud.

Lihat selengkapnya