Polisi memasuki area Lavender Palace dan sempat dicegat oleh security.
“Maaf ada keperluan apa ya, Pak?” Tanyanya kepada Reza yang duduk di bangku penumpang.
Reza pun langsung menunjukkan surat perintah.
“Ba…baik, Pak.” Security tersebut langsung terbirit membuka portal dan membiarkan rombongan mobil polisi masuk.
Begitu mobil tiba depan lobby dan mereka keluar, para polisi yang dipimpin oleh Reza langsung memasuki lobby apartemen. Mereka masing – masing membawa senjata dan tak lupa memakai rompi anti peluru.
“Sepuluh orang ikut saya ke atas, ke unit Alexander.” Perintah Reza sambil mengarahkan tangannya. “Sisanya, sisir semua area disini termasuk ruang bawah tanah!”
“Siap komandan!”
Mereka langsung berpencar. Anehnya sepi sekali disitu, sama sekali tak ada penghuni lainnya. Hanya ada security yang berjaga di depan tadi.
Reza pun langsung menaiki tangga diikuti oleh lainnya. Begitu sudah tiba di atas dan persis di depan unit Alex, dirinya memberikan instruksi kepada seorang anak buahnya untuk mendobrak pintu. Pintu pun terbuka dan para polisi langsung menghambur masuk.
“Lima orang periksa tiap ruangan di lantai bawah.” Perintah Reza. “Sisanya ikut saya ke atas.”
Mereka pun berpencar. Unit tersebut tampak tak ada seorang pun. Reza dengan cepat menaiki tangga dan diikuti oleh lainnya. Begitu tiba diatas, mereka langsung mendobrak kamarnya satu persatu. Sayangnya, kamar yang tadi ditempati oleh Adhis, Yunan dan Karin kini kosong.
“Shittt!” Maki Reza.
Ia memasuki kamar Adhis terlebih dulu dan melihat banyak bercak darah disitu.
“Panggil petugas forensik langsung ke unit 1441.” Perintahnya kepada anak buahnya yang mengikutinya.
“Baik, Dan.”
Ia kemudian melihat-lihat ke kamar Yunan kemudian Karin. Hanya kamar Karin lah yang paling bersih. Ia pun kemudian berjalan menuju ruangan lain yang berada di lantai tersebut. Ada satu ruangan di pojokan. Ia langsung menghampiri dan membuka pintu tersebut.
Ternyata itu adalah ruang kendali CCTV. Ada sekitar 20 monitor disana dan Reza langsung mengamatinya satu persatu. Tampaknya ada CCTV pada masing – masing kamar dan juga semua area.
Ia hanya melihat orang – orangnya yang sedang memeriksa disetiap sisi. Namun, tiba – tiba saja ia melihat ada dua orang di dua ruangan terpisah.
“Shitt!”
Reza langsung berbicara melalui alat komunikasi.
“Ada Ario dan Laura di kamar lantai satu yang mengarah ke kamar pembantu, cepat periksa!” Perintah Reza lantang.
Reza kemudian memerhatikan lagi dengan saksama, barangkali saja ada orang lain lagi seperti bodyguard maupun pelayan. Begitu hasilnya nihil, ia pun mengecek rekaman CCTV selama seharian ini. Ia mulai di jam kira – kira Adhis, Karin dan Yunan dilaporkan hilang.
Ia bisa melihat Adhis yang dibopong oleh salah seorang bodyguard. Keponakannya itu teriak meronta – ronta.