We School : Sesak

Putri Lailani
Chapter #43

Karin Kena Mental

Karin malah tanpa sadar menitikkan air mata dan membuang muka kembali. Alex merasa menang. Wanita itu mulai termakan omongannya.

“Cantik banget anjir, jauh lebih cantik daripada lo.” Ejek Alex.

Hati Karin tersayat mendengarnya.

“Duh, sayang banget ya Irvan.” Alex berdecak. “Andai saja dia mau nunggu beberapa tahun lagi buat ngelamar Julie, pasti lebih dihargai sama orang tuanya.”

Karin masih terus menitikkan air mata.

“Padahal posisi terakhir Irvan di perusahaan lamanya itu Senior Manager, lho! Dan kalau nggak terima tawaran kerja di We School, dia udah jadi Direktur R&D sekarang.”

Alex jeda sejenak.

“Irvan….Irvan.” Alex menggeleng-gelengkan kepala. “Giliran udah mapan malah dapet istri modelan lo! Minimal kalau bukan Julie, cari cewek yang sepadan kek.”

Alex cekikikan sendiri bak orang gila. Ia senang melihat Karin yang wajahnya semakin sedih dan tak dapat melawan.

“Julie itu cantik, lembut, tinggi bak supermodel, yah idaman semua pria deh. Nggak kayak lu yang udah nggak cantik – cantik amat, bawel, kasar, pendek lagi.” Alex masih sambil cekikikan dan tiba – tiba teringat sesuatu. “Lo mau tau omongan guru – guru lain soal lo?”

Karin masih enggan menanggapi.

“Katanya elo itu drama queen, lebay, sok galak dan banyak yang nggak suka sama lo.” Alex terkekeh. “Bahkan kata Raline, Irvan kebagusan buat elo.”

Alex masih terpingkal – pingkal.

“Eh iya, denger – denger cowok yang betah sama lo cuma Irvan ya?” Ia terkekeh. “Tapi dia udah mulai nggak tahan tuh sekarang. Gue yakin, abis lahiran dia pasti minta cerai.”

Karin hanya menggeleng pelan.

“Karin….Karin, elo tau nggak? Waktu Irvan akhirnya ketemu Julie lagi setelah 14 tahun, dia sempat galau lho.” Alex menyeringai.

Air mata Karin menetes. Alex terus melanjutkan.

“Dia bilang, Lex gue ketemu Julie lagi nih mana kita sekantor lagi. Awalnya gue nggak mudeng kan, terus gue tanya, maksud lo dia ngajar di We School juga? Dia bilang bukan, maksudnya kerja di kantor tempat dia freelance sekarang.”

Alex jeda sejenak dan menertawakan Karin yang menangis.

“Lo mau tau kelanjutannya, nggak? Dia bilang, mana Julie udah cerai lagi!”

Alex terpingkal – pingkal.

“Terus gue tanya lagi, emang lo masih punya perasaan sama dia? Dia sih diem aja dan cuma bilang masih simpan foto – fotonya. Julie ngelamar kerja disitu ya memang sengaja biar ketemu Irvan. Dia juga bilang, katanya Julie berusaha ngerebut hati Irvan lagi.”

“Dia bilang lagi, nih.” Lanjut Alex seolah belum puas membuat ibu hamil di depannya begitu sedih. “Katanya dia makin nggak nyaman sama lo. Gue sih waktu itu sih kasih saran, kalau dia berhak bahagia.”

Alex masih terus menyerocos untuk menyerang psikis Karin. Entah ceritanya benar atau tidak.

“Irvan udah maafin kesalahan Julie di masa lalu. Mereka sebenernya sempat beberapa kali nge-date dan Irvan selalu antar Julie pulang, terus ketemu bokapnya deh. Bokapnya sekarang udah baik sama Irvan, malah sekarang mau merestui hubungan mereka.”

Dada Karin semakin sesak mendengarnya.

“Lo tau kenapa Irvan maafin Julie gitu aja? Karena 14 tahun yang lalu, Julie diancam sama bokapnya dan terpaksa nikahin cowok pilihan bokapnya. Cowok pilihan bokapnya itu ternyata suka mukul. Itu loh, sahabat Irvan juga pas di kampus. Irvan ya iba.”

Alex jeda lagi untuk menertawakan musuh bebuyutannya yang terus menangis.

Lihat selengkapnya