We School : Sesak

Putri Lailani
Chapter #46

Beramai - ramai Dibawa ke IGD

Karin sedang tak sadarkan diri. Ia pun kini sudah tiba di rumah sakit dan hendak di bawa ke IGD menggunakan brankar. Suaminya mengikutinya sambil terus menangis. Tangannya sejak tadi tak mau melepas istrinya.

“Karin…Karin, please kamu kuat ya.” Isaknya.

Wajahnya terlihat sekali begitu menyesal. Istrinya tiba – tiba saja pingsan saat di mobil tadi. Ayahnya juga turut mendampinginya. Akhirnya tiba juga mereka di depan ruang IGD.

“Maaf, bapak – bapak silahkan menunggu di luar ya.” Pinta sang suster.

Irvan masih tak mau melepas istrinya. Suster sekali lagi menegasinya agar pasien bisa segera ditindak. Ayah Karin langsung menepuk pelan pundak menantunya untuk menenangkannya.

“Udah, biar Karin ditindak sama dokter.”

Irvan akhirnya melepas tangannya. Karin pun langsung  dibawa ke dalam dan pintu kemudian tertutup. Baru saja Irvan dan ayah mertuanya hendak duduk, tiba – tiba saja mereka mendengar suara teriakan anak perempuan.

Huaaaa….huaaa!!! Lepasin! Jangan pegang – pegang.” Gadis itu teriak begitu histeris. Ia juga dibawa menggunakan brankar seperti Karin tadi. Teriakannya tentu menjadi pusat perhatian.

Beberapa suster mencoba menenangkannya.

“Mba Adhis tenang ya. Ini kita cuma di rumah sakit.”

“Mba Adhis udah aman sekarang.” Timpal suster lainnya sambil memegangi lengannya.

Adhis langsung mendorong kencang lengan suster tersebut. “Lo jangan pegang – pegang gue, anjing! Jijik tau nggak.”

Para suster mencoba sabar.

“Adhis….Adhis.”

Tiba – tiba ada suara anak laki – laki memanggil di belakangnya yang ternyata adalah Yunan. Tubuhnya yang penuh luka juga dibawa menggunakan brankar.

Adhis tak menggubris dan masih meraung – raung. Ia sampai mencoba - coba turun dari brankar dan mendorong dua orang suster dengan kencang.

“Pergi lo sana!”

Ayah Karin langsung menyenggol lengan Irvan.

“Jangan cuma lihatin aja, kamu tolongin lah Itu murid kamu!”

“Eh…iya…iya, Pak.” Jawabnya tergagap.

Irvan yang pikirannya hanya ke istrinya sampai lupa berinisiatif membantu muridnya sendiri. Ia langsung menghampiri gadis itu yang baru saja berhasil mendorong suster.

“Adhis…Adhis. Kamu tenang ya.” Bujuk Irvan. “Kamu aman sekarang.”

Lihat selengkapnya