Suasana pagi itu terlihat ramai, semua kerabat, tetangga dan segrombolan anak - anak kekinian turut hadir meramaikan acara green wedding Aldo dan Alda.
Sedikit wajah nampak dari samping sedang mengenakan gaun pengantin tatapan sendunya terlihat menatap ke arah jendela kaca, sepertinya hal berat terasa menganjal di hati seorang Alda, sementara itu bias cahaya matahari memancar ke ranting pohon yang tertiup angin, sesekali air mata terlihat menetes melewati celah pipi Alda, tidak lama setelah itu seorang wanita muda memanggil namanya,
“ Sayang..?! “
" Iya mah..?," Alda menjawab dengan lembut seperti penuh tekanan batin
“ Yuk sayang…?! “, perlahan berjalan ke arah Alda, wanita tersebut tersenyum hangat ketika menatap Alda dari belakang, Alda beranjak dari duduk dan sesekali mengusap air matanya, dia pun berjalan kecil sambil di gandeng wanita cantik yang tak lain adalah mamahnya, namanya mamah Meira, seorang wanita mandiri yang di tinggal mati suaminya, yang tak lain papah dari Alda, dia perempuan yang tegas dan menjunjung tinggi amanah terlebih amanah suaminya untuk menikahkan anak satu - satunya dengan anak sahabatnya, berbeda dengan Meira mamahnya, justru Alda bertolak 3600 dengan sikap keluarga kecilnya yang terlalu mengemban sebuah amanah yang tidak ada dasar dari hati kecil.
Alda dan mamahnya berjalan menuju tempat dilangsukanya sebuah janji sakral, dimana di sekelilinya sudah di penuhi tamu undangan, baik sahabat Alda, tetangga dan beberapa rekan kerja mamah, sesampainya di tempat berlangsungnya janji sakral, Aldo si mempelai pria malah belum terlihat batang hidungnya, padahal mamahnya yang tak lain adalah Anastasya sudah berdiri bersebrangan dengan calon mempelai wanita, kegelisahan nampak pada diri anastasya, beberapa orang sudah tidak sabar menunggu kehadiran si mempelai pria yang terbilang tampan dan lucu “ katanya..sih..!! “, cibiran ibu - ibu kmplek mewah yang hobinya arisan dan ngomongin kekayaan masing - masing.
Anastasya terlihat makin cemas, dia langsung berseru kepada sopir yang tak lain adalah jaka..
“ Jaka..?! “
“Ia nyonya..?”
“Cepetan kamu cari aldo..?! “
“ Baik - baik nyonya..!!..”
Jaka pun langsung berlari - lari kecil mencari Aldo, sedangkan suasana di tempat pelaminan masih terlihat cemas, menunggu kedatangan mempelai pria
Alda terlihat membuka senyum secara perlahan, sepertinya dia sangat gembira dalam hati, “ tuhaaan, mudah - mudahan si cowok belalang singit itu tiba - tiba terserang penyakit kronis..” diantara senyum kecil Alda Meira mamah Alda nampak sangat cemas, pandanganya menyapu keseluruh penjuru negeri green wedding sesekali mamah Alda dan Aldo saling menyapa menggunakan bahasa tubuh planet mars..” geleng kepala, mengangguk, tangan bergerak - gerak..” hadeeeeh dasar emak - emak kekinian…
Jaka masih terlihat mencari Aldo sampai keliling rumah, bahkan dia harus masuk ke dalam wc, dapur kamar tidur ataupun kamar bersalin eh, salah maksud jaka kamar pembantu heeeee
Usut punya usut kata pembantu Alda, tadi ada cowok numpang minjem motor vespa matic punya Alda
“ Waduuuh..!! “ emang teh den Aldo bisa naik motor..Jaka terlihat kepikiran dan sedikit shock, lalu jaka memutuskan untuk bicara dengan nyoya Anastasya
“ Nuhun nyak..neng..!! " Jaka mengucapakan terimaksih dengan wajah - wajah sedikit gr..
“ Ia sama - sama..”
Si pembantu cantik itu hanya tersenyum..sambil meremas - remas, taplak meja..Jaka lalu berlari ke arah Meira..