Dulu ketika masih jadi bocah ingusan, menikah hanyalah permainan yang disambut sukacita. Nggak ada yang menduga seiring perjalanan hidup anak manusia-baik cowok dan cewek yang tumbuh dewasa-masalah-masalah yang hadir makin rumit. Pertemuan menyenangkan bisa berakhir dengan perpisahan menyakitkan.
Hilanglah impian dan kepercayaan karena nggak bisa bersama lagi.
Termasuk hatiku yang menanti tulang punggung hidupku setelah lepas dari orang tua.
Aku tak pernah tahu, jika proses menuju pernikahan rumitnya luar biasa. Belum pernah aku memikirkan kata menikah sebagai ambisi utama.
Banyak hal lainnya yang membuatku bahagia.