Wellang

Hadis Mevlana
Chapter #37

Alasan Putus

Raya masih asik menelepon dengan Om Hans. Sementara Rona terlihat sedang membaca kumpulan artikel yang kukumpulkan dari berbagai sumber di internet terkait segala hal tentang New Zealand. Kumpulan artikel itu kujilid rapi seukuran buku diary sehingga nyaman digenggam. Sengaja aku mengumpul berbagai artikel tentang New Zealand beberapa hari sebelum kami berangkat. Sebab kami selalu ingin tahu tentang tempat yang akan kami singgahi.

Aku merapikan kembali meja piknik ke tempat semula. Membersihkan sisa-sisa sarapan dan menaruhnya di kantong sampah yang mulai penuh. Kami harus membuang sampah dengan bertanggung jawab. Kami tidak bisa sembarangan membuang air limbah. Ada tempat khusus untuk mengosongkan toilet. Kami bisa menemukannya dengan mudah melalui aplikasi CamperMate. Biasanya ada dump station sign berwarna biru sebagai penanda untuk mempermudah wisatawan untuk membuang limbahnya. Setelah semua beres kami langsung masuk ke campervan.

Tak berapa lama kulihat Raya menyudahi teleponnya dan berjalan ke arahku lalu membantuku merapikan memasukkan sampah ke dalam kantong plastik. Aku banyak belajar dari Raya. Melihat sahabatku itu, aku bukanlah apa-apa. Secara kelengkapan anggota keluarga aku lebih beruntung dari dia, aku masih mempunyai keluarga yang utuh, sementara Raya tidak. Namun, meski demikian Raya tetap mandapatkan nilai-nilai ke-ayah-an yang dia dapatkan dari sosok Om Hans. Bahkan sebelumnya nilai-nilai itu keayahan itu dia dapatkan dari Kakeknya meski tak berlangsung lama. Om Hans mengambil alih pengasuhan itu karena kakek Raya harus menyusul ayahnya kembali menghadap Sang Maha Kuasa.

Seperti halnya yang dialami oleh baginda Nabi Muhammad Saw. Meski sudah menjadi yatim sejak beliau dalam kandungan, tapi sosok ayah tetap beliau dapatkan. Abdul Muthalib, sang kakek menjadi sosok penting dalam kehidupan sang nabi, sebab dirinya berperan mengisi kekosongan peran ayah. Pun ketika sang kakek meninggal, peran ayah dalam kehidupan sang nabi tetap ada. Abu Thalib, sang paman, menggantikan sang kakek untuk dalam mengasuh sang nabi.

***

Aku sudah bersiap di balik kemudi. Perjalanan kali ini aku yang menyetir. Setelah memastikan tak ada barang yang tertingal perjalanan di mulai. Tujuan pertama ke Christchurch, lalu menemui Runi di sekitar Canterbury Museum. Kami sudah bersiap. Kulihat dari kaca Rona sedang merapikan jilbabnya sementara Raya terlihat sedang membaca kumpulan artikel yang tadi dibaca Rona. Dari artikel itu kami banyak mengetahui banyak hal tentang New Zealand. Selain keindahan alamnya yang indah aku sempat terkejut mengetahui bahwa New Zealand termasuk dalam kategori negara paling islami.

Lihat selengkapnya