Wellang

Hadis Mevlana
Chapter #17

Tradisi Panai

Pelangi itu indah

Ia muncul usai hujan reda

Aku selalu ingin melihatnya

Ternyata dia muncul dari balik matamu yang jelita

Sayangnya, kali ini aku tak bisa melihatnya

Sebab, air mata belum juga sirna dari mata sang juita


Aku menggoda Uleng dengan puisi yang kubuat secara dadakan.

“Apaan sih, Kak, Uleng masih kesal sama Kakak,” ucap adikku kesal dengan suara manja.

“Tapi boleh kan Kakak melihat lagi pelangi itu?”

“Ahh … Kakak, adik sendiri malah digombalin.”

Kudengar isakan itu mulai berhenti. Suara pilu itu kini berganti dengan nada manja sambil menjawab pertanyaan yang dibilang gombal itu.

“Nah gitu doong. Senyum.”

“Tahu dari mana Uleng lagi senyum?”

“Wuiiih, jangan ditanya bagaimana caranya. Kakak ini punya mata sakti yang bisa melihat dari jarak sangat jauh.”

“Hahaha … mulai lagi deh ngaconya.”

Lihat selengkapnya