Pernah sekali tanpa sengaja aku melihat diary itu terbuka. Aku melihat ada sebuah puisi indah tertulis di sana. Puisi itu ditulis oleh ayahnya khusus untuk Raya. Sebenarnya, aku tak bermaksud membacanya. Sebab aku yakin, tulisan itu begitu menyentuh rasa. Namun, serta merta hatiku membaca atas pesan dari mata yang melihat tulisan itu di sana.
Benar saja, bait-bait puisi itu meluruhkan air mataku secara tiba-tiba. Antara sedih, haru dan marah bercampur di dada. Aku masih belum bisa ikhlas dengan takdir-Nya. Aku masih marah dengan takdirku. Mengapa Mengapa aku tak bisa mendapatkan sosok ayah seperti ayahnya Raya?
Nak suatu hari nanti
Jika kau bertanya tentang keberadaan Ayah
Maka ketahuilah, Ayah tak ke mana-mana
Ayah bukan ada di dalam tanah atau peti mati