Mungkin hanya aku dan orang-orang yang mengalami kepahitan hidup sepertiku saja yang mengerti bagaimana rasanya harus menanggung ini semua. Setidaknya ungkapan hatiku ini dalam sebuah caption yang kutulis di Instagram ditanggapi dengan makna yang berbeda oleh para netizen. Pun Raya yang membacanya berkomentar dengan hal yang serupa. Dia mengira caption tentang rindu itu kutujukan untuk sesosok gadis jelita.
Ini bukan sekadar rindu
Adalah air-air langit yang tiap tetesnya tertulis namamu
Gamang hendak ke mana ia tercurah
Sebab tak ada danau untuk menampung.
Tak ada sungai yang mengalirkannya hingga ke laut.
Bahkan ia tak memiliki bumi
untuk menyerap rindu-rindunya yang kian menghitam.
Sungguh ini adalah rindu terkejam.
Tanpa menyayat nadi Namun, bisa mematikan.