Wellang

Hadis Mevlana
Chapter #48

Hubungan Terlarang

Tepat pukul sembilan malam, aku mendengar ada suara gaduh dari luar kamar. Perasaanku mulai tak enak. Seperti ada pertanda buruk yang akan menimpaku tapi aku mencoba menepisnya. Benar saja, pintu kamarku dibuka secara paksa tepat saat aku membuka kaos putih dan Om Bira yang hendak membuka celananya. Warga menangkap basah saat kami hendak berbuat asusila.

Aku tak tahu lagi apa yang terjadi. Yang jelas warga langsung menghajarku. Pukulan mendarat berkali-kali di wajahku. Aku tak bisa melawan warga yang makin beringas. Aku hanya bisa menangis sambil menahan rasa sakit akibat deraan yang membuat tubuhku lemah.

Pukulan datang bertubi-tubi menyebabkan hidung dan pelipisku mengeluarkan darah. Aku tersungkur jatuh dan warga masih terus menghujamiku dengan bogem mentah. Aku sudah memohon ampun berkali-kali tapi, warga yang kalap terus menendang tubuhku sambil mengeluarkan kata-kata sampah. Umpatan dan hinaan terus keluar dari mulut mereka.

Sakit rasanya. Tak hanya tubuh tapi perasaanku pun terluka saat mereka meneriakiku dengan kata-kata hujatan. Mereka meneriakiku dengan kata-kata binatang dan menyamakan diriku layaknya pelacur. Bahkan, lebih rendah dari itu. Aku memang hina dan mereka pun pantas jika mengatakan demikian. Entah, bagaimana nasib Om Bira waktu itu sebab aku berhasil lari meninggalkannya.

***

Itulah alasan terbesar mengapa aku akhirnya memutuskan hubungan dengan Runi. Aku terpaksa memutuskan hubungan dengannya meski dengan berat hati. Aku tak ingin menyakiti hatinya lagi. Aku sudah merenggut kesucian darinya. Aku pun tak ingin dia tambah membenciku jika mengetahui hubungan terlarangku dengan paman kandungnya.

Aku pun tak bisa membayangkan jika aku menceritakan kejadian sebenarnya antara aku dan Om Bira malam itu pada Raya. Jujur, aku sangat tulus mencintai Runi dari dalam hati, tanpa ada sedikit pun pamrih. Bukan karena keterpaksaan atau bahkan sebuah kepura-puraan karena menutupi hubungan terlarangku dengan pamannya.

 

Maha suci Engkau

yang telah menutupi aib-aib setiap hamba

Lihat selengkapnya