Raya memegang bahuku seolah memberi kekuatan dengan sentuhan.
“Setiap orang punya masa lalu. Setiap manusia pernah berbuat salah.” Raya mengakhiri perdebatan.
Aku hanya diam. Tak membenarkan, pun tak menyalahkan ucapannya. Orang-orang di luar sana tidak pernah tahu, betapa sakit hati ini belum juga reda atas perbuatan bapak kepadaku. Mereka juga tidak tahu betapa sesaknya dada ini saat mengingat segala perlakuannya padaku. Mereka tidak pernah merasakan apa yang kurasakan. Ibarat seorang lelaki sok menasihati seorang wanita yang sedang kesakitan saat melahirkan agar bersabar, padahal dia tak pernah merasakan sedikit pun sakitnya.
Aku ibarat sebuah telaga
Hanya bisa menampung air saja
Hanya menadah hujan tanpa bisa mengalirkan isinya
Sesekali riak-riak kecil muncul dari permukaan
Pertanda ada kehidupan