Suara ketukan palu Hakim Pengadilan Agama Kota Yogyakarta terdengar seperti suara sambaran petir. Entah perasaan apa yang sedang dirasakan oleh Zoya, perasaan lega, sedih, dan takut seperti bercampur menjadi satu, ia sendiri tidak bisa mendefinisikannya. Setelah Hakim memberikan putusan bahwa Zoya dan Akbar resmi bercerai, terdengar suara wanita paruh baya di kubu kiri ruang pengadilan yang mengucap syukur berkali-kali. Ia tak lain adalah mantan mertua Zoya, Amira Larasati.
“Alhamdulillah akhirnya, Akbar nanti kamu jangan lupa kasih kabar ke Angel” ucap Amira sambil menepuk pundak anaknya. Sedangkan orang yang diajak bicara hanya menunduk sambil menggenggam tangannya sendiri dengan erat.
Zoya yang hanya seorang diri tanpa ditemani seorang pengacara, segera bersiap meninggalkan ruangan. Tidak ingin mendengarkan lagi suara orang-orang yang membuat dadanya sesak, ia pun memasangkan earphone di telinganya dan menyalakan lagu favoritnya. Melihat Zoya yang pergi melenggang begitu saja tanpa menyapa, menjadi bahan gerutuan Amira kembali.
“Lihat, sopan santunya sudah hilang. Harusnya aku tahu jika dia tidak hanya mandul tetapi juga tidak punya sopan santun.” ucap Amira dengan wajah meremehkan.
“Mama jangan bicara begitu, Zoya tunggu!” Akbar yang akan mengejar Zoya dihentikan dengan sigap oleh Amira.