Setelah makan malam, Zoya membersihkan piringnya kemudian bersiap untuk istirahat. Saat mencari ruangan yang bisa ditempati, ia merasa bingung karena dari sekian banyak pintu di rumah Adam hanya beberapa yang bisa dibuka dan itu pun bukan kamar tidur. Tadinya Zoya berencana untuk tidur di sofa ruang tengah saja, tapi ia menemukan satu kamar yang bisa ia buka. Takut jika itu adalah kamar Adam, ia pun mengecek kamar itu terlebih dahulu. Tidak ada tanda-tanda seperti ini kamar milik Adam, interiornya sama dengan konsep di ruang tengah dan dapur dominan dengan warna gelap, tidak ada foto yang terpajang disana, juga tidak ada barang yang berhubungan dengan pria.
Ada dua buah pintu di sudut kamar, tapi Zoya ragu untuk membukanya karena ia takut nanti akan dicurigai sebagai pencuri jika sesuatu disana hilang. Zoya pun mengurungkan niatnya untuk melihat ruangan tersebut dan memilih untuk memberanikan diri berbaring juga mengistirahatkan matanya. Entah karena lelah atau memang cepat tidur, tak lama setelah berbaring Zoya sudah masuk ke alam mimpi.
******
Sebenarnya Adam bisa pulang lebih awal karena operasi darurat tersebut dapat dilakukan dengan cepat. Tetapi panggilan dari bangsal nifas yang mengatakan ada pasien gawatdarurat membuat Adam mengurungkan niatnya untuk pulang. Pasien tersebut setelah diperiksa memerlukan perawatan intensif dan Adam pun harus tinggal untuk memantau keadaan pasien tersebut dengan ketat selama beberapa jam.
Alhasil Adam baru bisa kembali ke rumah saat menjelang subuh. Lingkungan rumah Adam merupakan salah satu lingkungan perumahan elit dengan keamanan yang sangat baik. Ditambah dengan pemasangan kamera CCTV dan penggunaan kunci pintu rumah elektronik yang sudah sangat canggih pada rumahnya membuat keamanan tidak diragukan lagi. Tetapi ia tetap saja khawatir karena saat ini ada wanita asing dirumahnya, yang dengan bodohnya Adam menawarkannya untuk menginap.
Sesampainya dirumah, ia cukup takjub dengan keadaan rumahnya. Sepertinya wanita yang tinggal dirumahnya ini sangat suka berhemat, terbukti beberapa lampu dirumahnya sudah dimatikan. Berbeda dengan dirinya yang tak pernah memperdulikan hal kecil seperti ini, biasanya ia hanya akan masuk ke kamarnya dan tidur. Dapurnya juga sudah kembali seperti sebelumnya, kering, rapi dan bersih seperti kerja Mba Rini yang tidak pernah membiarkan lantai atau area mencuci piring basah.
“Sepertinya dia bukan wanita seperti Salsa yang hanya bisa belanja saja.” gumam Adam.
Memasuki kamarnya Adam dikejutkan kembali dengan penampakan wanita berambut panjang dikasurnya. “ Astagfirullah, arrghh.... wanita ini membuatku kaget saja. Kenapa ia bisa tidur dikamarku?” mencoba mencari jawabanya, Adam baru ingat bahwa ia mengunci semua pintu kamar yang lainnya karena jarang dipakai dan hanya akan di buka seminggu sekali untuk dibersihkan. Jadi wajar saja jika Zoya berakhir dikamarnya, dan salahnya juga mengatakan pada wanita itu ia boleh tidur ruangan mana saja.
Adam berjalan perlahan menuju meja didekat jendela, ia meletakkan ponselnya juga melepas jaketnya. Selain itu, Adam baru sadar jika ia baru saja melihat Zoya tanpa hijabnya. Saat siang tadi dirumah sakit dan sore hari di rumahnya bahkan setelah berganti pakaian karena kehujanan Zoya masih tetap mengenakan hijabnya. Merasa jika terus memerhatikan Zoya adalah perbuatan tidak pantas dilakukan pria tanpa izin, Adam pun memutuskan untuk mandi dan bersiap untuk shift paginya. Ia masuk ke dalam salah satu pintu yang tadi Zoya tidak berani untuk membukanya.
Setelah mandi, Adzan subuh sudah berkumandang dan Adam pun memutuskan untuk sholat terlebih dahulu. Saat mencari sajadahnya yang biasa ia letakkan di dekat lemari sebelah tempat tidur tidak bisa ditemukan karena keterbatasan cahaya di dalam ruangan, membuat Adam menyalakan lampu baca yang diletakkan diatas lemari tersebut supaya dapat melihat lebih jelas. Zoya ternyata cukup peka dengan cahaya tersebut, ia perlahan membuka matanya dan sedikit meregangkan tubuhnya karena terasa sedikit pegal. Adam hanya membatu di sebelah tempat tidur karena sudah membangunkan Zoya.