Zoya membantu Adam mengoleskan obat untuk luka pada ujung bibirnya. Sesekali Adam meringis karena rasa perih.
“ Kenapa kau mengatakan itu pada orang tuamu?”
“Aku tidak berpikir mereka akan beraksi seperti itu, hanya ingin menghindari perjodohan konyol itu” jelas Adam pada Zoya yang terlihat kesal.
“Tapi sekarang mungkin kau harus menikahiku” selesai mengoleskan obat, Zoya terduduk disamping Adam. “Kau jangan khawatir saat nanti kita bicara dengan orang tuamu, aku akan menjelaskan bahwa ini bukan anakmu. Jadi nantinya kau tidak harus bertanggungjawab atas diriku”
Adam menatap Zoya dengan mengangkat sebelah alisnya, “Kau ingin kembali pada mantan suamimu lagi?”
Bayangan semua perlakuan ibu Akbar kepadanya, membuat bergidik ngeri. Refleks Zoya menggeleng, “Tidak, aku tidak mau”
“Lalu dimana masalahnya kau tidak mau menikah denganku?”
Zoya tidak berkedip melihat Adam melontarkan kata dengan begitu mudahnya, “Ini adalah masalah besar Adam, kau akan dianggap sebagai seseorang laki-laki bejat, mungkin kau akan jadi gunjingan teman-temanmu, dan kau akan berakhir menikahi seorang janda yang sedang mengandung anak orang lain ini”
“Kenapa kau memperdulikan nama baikku? Toh, kau bisa mendapatkan keuntungan dariku. Aku bisa menjagamu selama kau hamil, kau tidak perlu bersusah payah bekerja, dan kau...” Adam terhenti sejenak,” Kau bisa menggunakan namaku pada anakmu?”
“Kau gila!” Zoya yang marah membanting salep yang hendak dimasukkan kedalam kotak obat.
Adam tidak menggubris yang Zoya lakukan, “Untuk saat ini kau bisa tinggal di rumahku sampai masalah ini bisa kita selesaikan, aku akan pergi ke rumah sakit”
“Kau akan pergi dengan keadaan seperti ini? Wajahmu sudah seperti bakpau basi, boyok”
“Aku bisa memakai masker.”
“Baiklah, hmm.... Adam hari ini aku ingin keluar rumah.”