What is Love

Vera Shafira
Chapter #12

Propaganda Adam

Zoya berencana untuk menginap dirumah Hani setelah ia memutuskan keluar dari rumah Adam. Tetapi sepertinya niat itu terhalang, Hani mengatakan jika ia dan keluarganya sedang pergi ke Magelang dan akan kembali minggu malam.

Hani beberapa kali menanyakan apakah Zoya baik-baik saja, jika terjadi sesuatu Hani akan segera kembali ke Yogyakarta. Zoya tidak ingin menjadi penghalang acara reuni keluarga Hani yang sudah lama tidak bertemu, ia pun mengurungkan niatnya untuk menginap di rumah sepupunya itu.

Sempurna, Zoya baru saja selesai berbincang dengan Hani ditelepon dan kala ia menutup teleponnya, hujan turun dengan derasnya. Takdir memang sepertinya sedang beradu dengan niat Zoya untuk pergi dari rumah Adam. Tidak kehabisan akal, ia mencoba mencari hotel untuk ditinggalinya malam ini melalui aplikasi, Zoya ingin yang jaraknya dekat dari lokasinya saat ini, harga terjangkau, dan yang pasti fasilitasnya bagus.

“Apa-apaan ini?” ucap Zoya kala melihat semua pilihan hotel di aplikasi itu tertulis kata booked.

Ini bukanlah musim liburan, tapi mengapa seluruh hotel di aplikasi itu tercantum sudah terpesan semua. Lapar juga lelah setelah membuang energi untuk marah dan berpikir akan pergi kemana, Zoya lebih memilih untuk menyerah kemudian meluangkan waktu untuk mengisi perut. Ia pun berniat membeli beberapa makanan karena tidak menemukan bahan makanan apa pun di rumah Adam. Zoya sempat berfikir jika Adam ini terobsesi dengan air mineral pasalnya di dalam kulkas dan lemari penyimpan di rumahnya tidak ada apa-apa selain air mineral.

“Sungguh besok pagi tidak boleh ada yang bisa menghalangiku pergi dari rumah ini” kata Zoya dengan mulut penuh makanan yang sebelumnya di pesan melalui aplikasi online.

 

*******

Keesokan harinya, Adzan subuh baru saja selesai dikumandangkan. Zoya bangun dari tidurnya dengan rasa tidak nyaman yang terus mendatangi beberapa hari ini. Ia merasa pusing dan mual secara bersamaan, mungkin pusing dapat hilang dalam beberapa saat tapi rasa mual itu akan bertahan cukup lama. Kemarin Adam membantu dengan memberikan segelas jus jeruk untuk membantu menghilangkan rasa mualnya sehingga tidak mengganggu aktivitas Zoya dipagi hari.

“Ternyata dia punya kesan baik juga di memoriku” ucap Zoya yang masih berbaring memijit-mijit kepalanya.

Tok..tok...tok....

“Siapa?” Zoya terkejut akan suara ketukan di pintu kamar Adam, karena ia yakin Adam akan pulang besok dan seharusnya dia sendirian sampai hari ini.

“Saya Rini bu, orang yang bersih-bersih rumah Pak Adam. Boleh saya masuk bu?” ucap suara wanita di balik pintu kamar.

Zoya tidak langsung menjawab sampai dia ingat bahwa Adam memang mangatakan akan ada orang yang datang ke rumah pada hari sabtu. “ Silahkan” Zoya mencoba bangun tetapi tertahan oleh rasa pusing, alhasil ia dalam posisi setengah bangun dengan ditopang oleh tangannya.

Wanita berkulit sawo matang yang mengaku dirinya bernama Rini itu tersenyum kala melihat Zoya. Ia membawa sebuah nampan kecil dengan segelas jus jeruk. “ Permisi njih bu, ini saya bawakan jus jeruk buat ibu” ucap Rini dengan logat Jawa kental yang tidak bisa disembunyikan.

Lihat selengkapnya