What is Love

Vera Shafira
Chapter #14

Ketakutan Zoya

Saat menuju ke Belitung, Adam terus terpikir dengan sikap Zoya yang enggan membantunya. Jika Zoya pergi pastilah Adam akan berakhir menikah dengan Salsa, sungguh menakutkan membayangkan setiap hari ia akan mendengar namanya di panggil dengan suara yang cempreng dan dibuat manja. Selain itu juga pasti tagihan kartu kreditnya akan membengkak setiap bulannya. Seperti yang Adam tahu hampir setiap harinya Salsa pergi ke toko untuk membeli barang, entah kosmetik, baju, makanan, bahkan alat masak yang belum tentu bisa ia gunakan.

Ada rasa teduh yang mengalir di hati Adam mengingat Zoya. ia memang terlihat cukup pendiam tetapi Adam juga harus hati-hati dengannya jika ia sedikit saja tersulut oleh perkataaannya, Zoya akan menjadi pendebat yang menyusahkan. Ia pun juga pasti mengerti bagaimana kehidupan berumah tangga dan bisa bersikap mandiri, pastinya tidak akan menyusahkan Adam dengan sesuatu yang tidak penting. Tapi semua ketenangan ini mungkin akan hilang karena Zoya lebih memilih untuk tidak menolongnya.

Adam menghubungi Rini sebelum pesawat take off , ia meminta tolong pada asisten rumah tangganya itu untuk datang lebih awal dan sampai rumah sebelum subuh. Selain itu ia juga memintanya untuk mengisi kulkas, membuatkan sarapan untuk Zoya dan mengantarkan jus jeruk sebelum Zoya bangun. Ia bahkan menawarkan bonus untuk bulan ini karena menolongnya, tetapi Rini dengan polosnya menolak dan mengatakan dirinya sangat senang jika bisa membantu calon istri majikannya itu. Adam hanya tersenyum geli mendengar jawaban Rini, padahal dirinya sendiri belum mengetahui apakah hal tersebut bisa benar-benar terjadi. Tanpa diketahui Adam, perlakuan spontannya menghubungi Rini untuk membantu Zoya, sudah sedikit meluluhkan hati Zoya.

Penerbangan dari Yogyakarta menuju belitung tidak begitu lama hanya sekitar empat sampai enam jam tergantung dengan lama transit di Jakarta yang berkisar antara 1-2 jam. Sesampainya di Bandara H.A.S. Hanandjoeddin rombongan peserta seminar sudah disiapkan fasilitas transportasi dari pihak penyelenggara. Lokasi seminar diselenggarakan di salah satu hotel berbintang empat yang menyuguhkan pemandangan pantai yang cukup indah, jarak dari bandara ke lokasi sekitar 17 km.

Saat ini waktu masih menunjukkan pukul 2 pagi, Adam pun tidak ingin menyia-nyiakannya dan menggunakan untuk istirahat. Selain bekerja menjadi dokter di RSUP dr.Sardjito, ia juga menjadi dokter di salah satu klinik bersalin di pusat kota Yogyakarta. Selain mengamalkan ilmunya menjadi dokter di klinik dan rumah sakit, Adam juga membagi ilmunya dengan menjadi dosen di beberapa perguruan tinggi kesehatan. Hal inilah yang kadang mengurangi waktu tidurnya, tidak heran di waktu senggangnya ia gunakan untuk tidur atau sekedar mengistirahatkan mata.

Seminar di mulai pukul delapan pagi, semua peserta sudah terlihat siap mengikuti seminar. Adam pun menghilangkan kekhawatirannya sejenak supaya bisa fokus pada materi yang disampaikan oleh pembicara seminar.

Materi seminar memang di padatkan sampai sore karena penyelenggaraannya hanya satu hari. Adam dan peserta seminar lainnya keluar ruangan sekitar pukul lima lebih lima belas menit. Rekan serumah sakit Adam berencana untuk pulang hari minggu sore karena ingin mendatangi beberapa destinasi wisata yang terkenal karena menjadi tempat syuting film Laskar Pelangi seperti Pantai Tanjung Tinggi dan Museum Kata Andrea Hirata. Tetapi ia sudah berjanji pada Zoya akan sampai hari minggu pagi, Adam pun segera izin ke ketua rombongan untuk pulang lebih awal.

Usai pamit Adam segera menuju meja resepsionis hotel dan menyewa mobil untuk mengantar ke bandara. Ia sempat mencoba reschedule penerbangannya menjadi lebih awal, tetapi ternyata maskapai itu tidak memiliki penerbangan menuju Yogyakarta setelah pukul tiga sore. Adam pun mencoba mencari penerbangan lain untuk bisa mencapai Yogyakarta, tetapi ternyata semua maskapai baru menyediakan penerbangan esok hari pukul delapan.

Tidak berhenti begitu saja, sesampainya di bandara ia segera mendatangi loket tiket dan mencari tau apakah ada penerbangan yang bisa ia ambil malam ini untuk bisa mencapai Yogyakarta sebelum esok hari. Beruntungnya Adam, tersisa beberapa kursi kelas bisnis menuju ke Jakarta dalam 20 menit lagi. Adam pun langsung mengambilnya, setidaknya ia sudah berada di pulau Jawa. Jika sudah di Jakarta, ia tidak akan kesulitan mencari kendaraan untuk mencapai Yogyakarta baik itu menggunakan pesawat, bus, atau pun kereta api.

Adam membuang nafas lega saat ia sudah duduk di dalam pesawat. Kelas bisnis bukanlah pilihan yang buruk setelah ia berlarian dan membuat kakinya terasa pegal. “Kenapa aku harus berlari kemari? Kenapa aku tidak mau Zoya pergi? Apakah aku sebegitu ketakutannya menikah dengan Salsa hingga meninggalkan kehidupan tenangku untuk mencegah kepergian Zoya?” batin Adam.

Dalam satu jam pesawat Adam berhasil mendarat dengan selamat di Jakarta. Ia kembali menuju loket tiket kembali untuk memesan penerbangan menuju Yogyakarta. Adam kembali dikecewakan karena dirinya tidak bisa sampai lebih awal dirumahnya. Penerbangan menuju ke Yogyakarta ada sekitar 3 jam lagi, ia berencana untuk menuju ke stasiun atau terminal untuk menuju ke Yogyakarta tetapi perhitungan waktunya sama dengan menunggu penerbangan berikutnya. Akhirnya ia memilih untuk menunggu, tak lupa ia menyempatkan sholat di mushola bandara dan mengisi perutnya di restoran yang tersedia di sekitaran sana. Adam mencoba menghubungi Rini untuk mengetahui apakah Zoya masih ada di rumahnya. namun tidak ada jawaban.

Adam pun pasrah, ia mencoba menetralisir rasa kecewanya dengan membaca buku hingga ada pemberitahuan untuk masuk ke pesawat.

 

*******

Lihat selengkapnya