Ahmad menelpon meminta Adam dan Zoya untuk menemuinya di rumah keluarga yang ada di Sleman. Sekitar pukul sembilan, Adam dan Zoya pun berangkat menuju Sleman. Hari itu Yogyakarta cukup cerah namun sedikit berawan. Tidak seperti beberapa hari yang lalu berturut-turut turun hujan. Adam sedikit gelisah mengingat respon ayahnya kala itu yang sungguh di luar dugaan. Zoya juga lebih memilih diam dan sibuk memperhatikan pemandangan disepanjang jalan. Sebenarnya Zoya masih mempertanyakan keputusannya untuk menikah dengan Adam. Jika Adam tidak mengatakan hal yang menyeramkan itu, ia tidak akan mau mengambil pilihan ini.
“Zoya, sebenarnya apa yang kau takut kan? Aku? Keluargaku ? Uang ? Atau apa?”
“Aku tidak tau, ada rasa ragu dihatiku.”
“Sebenarnya kau bukan orang yang dirugikan disini. Kita sedang membuat hubungan saling menguntungkan disini. Aku terhindar dari perjodohan konyol itu dan kau bisa melindungi diri dan bayimu melalui pernikahan ini”
Zoya tidak mengerti maksud Adam, “ Apa maksudmu? Aku bisa melindungi diriku sendiri dan anakku”
“Dengar, saat kamu belum menikah lagi dan anakmu lahir. Sudah pasti orang berpikir anakmu adalah milik mantan suamimu. Karena perkerjaanmu yang belum tetap dan kau seorang single parent dia bisa saja mengambil hak asuh anakmu setelah melahirkan nanti”
********
Mungkin perjalanan sudah memakan waktu sekitar satu jam, tetapi tidak ada tanda-tanda Adam ingin menghentikan mobilnya. Jalanan semakin jarang terdapat rumah penduduk, tetapi setelah melewati sebuah gapura bertuliskan selamat datang dan melewati sawah sekitar 7 km meter terdapat beberapa rumah mewah yang cukup besar. Adam juga tidak berhenti dan terus berjalan sekitar 2 km. Zoya tau jika seperti Adam bukan berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja, rumahnya saja semua interiornya sudah di ganti dengan bahan dengan kualitas tinggi, wajar saja jika ia memiliki rumah sebesar yang ia lihat di sepanjang jalan ini.
Adam kemudian menyalakan tanda untuk belok ke arah kanan, terlihat disana ada sebuah gedung dengan luas 3 kali lebih besar dari rumah yang Zoya lihat sebelumnya di sepanjang jalan. Area parkirnya juga cukup luas, tapi terlihat seperti gedung serbaguna dengan bentuk khas rumah joglo. Pagarnya terbuka lebar dan tidak ada terlihat seorang satpam yang berjaga.