What is Love

Vera Shafira
Chapter #18

Pertimbangan Marisa

Keesokan harinya, saat subuh Alia dan Adinda berpamitan kembali ke kamar masing-masing.

Begitu Zoya membuka mata, ia dikejutkan dengan sebuah gelas jus jeruk di atas meja nakas sebelah tempat tidur. Entah siapa yang menaruhnya, ia hanya yakin bahwa Adam pasti mengatakan kebiasaan barunya ini pada seseorang di rumah orang tuanya. Senyum manis Zoya pun terpasang sambil menebak siapa yang Adam minta tolong untuk meletakkan gelas tersebut.

Setelah sarapan, persiapan acara pernikahan pun dilanjutkan, jadwal hari ini adalah fitting baju. Pernikahan di langsungkan dalam waktu kurang dari 4 hari, tidak mungkin jika memesan pakaian itu sekarang. Adinda pun menyarankan untuk pergi ke butik milik temannya di pusat kota Yogyakarta untuk membeli pakaian pengantin yang sudah jadi atau pun sekedar menyewanya.

Pak Yono supir pribadi keluarga Wiranegara sedang mengantar Alia dan Ahmad pergi ke pabrik untuk pengecekan barang secara rutin. Adinda dan Marisa tidak ada yang bisa menyetir mobil, Zoya pun menawarkan diri untuk menyetir. Mereka berdua meragukan niat Zoya ini karena mobil yang tersedia adalah Nissan X-Trail yang memiliki body besar dan dengan transmission type manual.

“ Kamu bisa naik mobil manual?” tanya Adinda.

“Aku bisa kak, tenang aja.” ucap Zoya sambil berusaha memasang wajah meyakinkan.

Dengan sigap tangan Zoya memposisikan persneling pada posisi normal, kakinya tidak lupa menginjak kopling, kemudian ia menyalakan mesin mobil. Tidak langsung berjalan Zoya memanaskan mobil terlebih dahulu untuk membiarkan oli-oli mengalir ke mesin. Zoya kembali menekan kopling, memindahkan persneling ke gigi satu, melepas kopling perlahan dan menginjakkan pedal gas dengan lembut. Mobil pun dapat berjalan mulus meninggalkan halaman parkir rumah.

Marisa yang duduk di belakang, sesekali melirik cara mengemudi Zoya. Marisa masih merasa tidak tenang di supiri Zoya, ia memang terlihat tenang dan fokus melihat jalan tapi selama ini Marisa hanya pernah di supiri oleh suaminya, Pak Yono atau pun anak lelakinya.

Acara mengulik kehidupan calon ipar sepertinya belum selesai, Adinda kembali menanyakan tentang pendidikan dan pekerjaan Zoya.

“Zoya kuliah jurusan apa?”

“Fotografer kak, di Lasalle College.”

“Wah, itu kan sekolah khusus seni yang bagus banget. Yang dimana nih Indonesia, Malaysia, Vancouver atau Melbourne ?” Adinda mulai antusias mendengar calon adik iparnya ini ternyata pernah mengambil pendidikan di sekolah yang reputasinya sangat baik.

“Zoya ambil yang di Jakarta kak, cuma memang dapetnya job seringnya di luar negeri.”

“Bisa dong kalau kakak nanti ajak kamu kerjasama untuk pembuatan katalog mebel kita, pasti Alia seneng banget kalau kamu bisa bantu.”

“Bisa banget kak, nanti aku kirim portofolio aku biar kakak bisa pertimbangin untuk ajak kerjasama. Soalnya aku takut kakak kurang suka kerjaku, jujur aja Zoya belum pernah dapet job motret produk.”

“Oh, memangnya Zoya biasanya motret apa?”

Lihat selengkapnya