Seminggu sudah sejak Zoya menemui ibunya di Solo dan selama itu juga Zoya berjanji untuk tidak menghubungi ibunya. Bohong jika dirinya tidak rindu ibunya, ia bahkan sangat merindukan ibunya sekarang. Zoya memang menyibukkan diri membalas email-email klien, tetapi di sebelahnya handphonenya masih terbuka di menu kontak ibunya. Beberapa kali ia melirik ke arah handphonenya, berniat untuk menelepon ibunya. Ia berharap ibunya juga tidak kuat menahan rindu sehingga harus menelpon Zoya.
Harapan itu menjadi nihil, handphonenya tidak berdering menampilkan nama ibunya tetapi nama mantan suaminya. Sejak kemarin Akbar terus saja menghubinginya, entah apa yang mau ia katakan tapi dirinya sama sekali tidak ingin mendengar suara pria yang sudah bercerai dengannya itu.
Pintu ruang belajar terketuk pelan, terdengar suara Rini dari luar. “ Bu, ini Rini. Di depan ada mba-mba nyariin ibu. Katanya teman bapak.”
Zoya pun menunda pekerjaannya dan segera menuju ruang tamu. Tidak biasanya ada teman Adam yang bertamu ke rumah, Zoya menjadi sedikit khawatir takut terjadi apa-apa pada suaminya itu. Tapi sampai di ruang tamu ia melihat sosok wanita yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Perempuan itu memakai sebuah dress bewarna merah yang pas dengan tubuh, tubuhnya terlihat sedikit mungil mungkin tingginya tidak melebihi Zoya, rambut sebahunya terlihat habis di blow. Zoya yakin wanita ini tidak menghadiri acara pernikahannya waktu itu, hal ini berarti bahwa dia bukan teman dekat Adam. Tetapi yang membuatnya heran adalah jika wanita ini tidak mempunyai kedekatan dengan Adam, lalu punya tujuan apa dia kemari.
“Selamat siang, perkenalkan saya Zoya, istrinya Adam. Ada keperluan apa ya sampai berkunjung ke rumah? Kebetulan saat ini Adam sedang shift pagi.”
“Saya Indah Pitaloka, saya pacarnya Adam. Keperluan saya kemari adalah untuk berbicara dengan Anda, saya minta Anda segera menceraikan Adam.”
Zoya memasang tatapan menyelidik dengan alis yang terangkat sebelah. “Apa-apaan wanita ini?” ucapnya dalam hati.
“Kami sudah berencana menikah sebelum dia melamarmu. Hubungan kami sempat renggang saat saya bilang pada Adam kalau saya hamil. Ia meminta saya untuk menggugurkan kandungan saya. Setelah saya menggugurkan kandungan, Adam menyesal dan saat itu ia bertemu dengan kamu. Ia menikahimu karena rasa bersalah telah membunuh calon anaknya dan berharap dengan menikah juga merawatmu bisa mengurangi rasa bersalahnya.”
“Cerita yang sangat konyol.” Zoya tau wanita ini sedang berbohong, sebelum Adam menikah ia di jodohkan dengan seorang wanita bernama Salsa. Sedangkan orang di depannya ini bernama Indah Pitaloka, jika memang Adam sudah berniat menikahi wanita ini, Zoya yakin Adam tidak akan membuat kebohongan besar di depan orang tuanya pada saat meminta menikah dengannya. Dilihat dari cara berpakaian dan sikap yang begitu angkuh, dirinya yakin wanita di depannya ini bukanlah tipe Adam.
“Jika Anda sudah selesai berbicara, Anda boleh segera meninggalkan rumah saya. Ceritanya sungguh menarik, tapi saya yakin jika wanita seperti Anda bukanlah tipe Adam.”
Merasa tersinggung dengan ucapan Zoya, Indah pun mengeluarkan kata-kata yang memprovokasi Zoya. “ Adam sangat mencintai saya sampai detik ini dan ia ingin bercerai dari Anda. Jadi tolong ceraikan dia supaya Adam tidak merasa menderita dan terbebani menikah dengan Anda.”