Mungkin cinta yang tumbuh semasa SMA adalah cinta monyet. Tapi tidak bagi mereka yang merasakan, mereka akan merasa yakin bahwa cintanya saat itu adalah cinta yang akan abadi sampai mereka tua. Begitu juga dengan Adam, ia yakin Indah adalah orang yang tepat untuk masa depannya. Beberapa teman dekat Adam sering meminta untuk dirinya segera memutuskan Indah karena wanita itu punya pergaulan yang kurang baik. Tapi kekagumannya dengan kepintaran dan keramahan Indah mengaburkan seluruh akal sehatnya.
Perkataan teman-temannya menjadi bukan sekedar omong kosong saat Indah datang menemui Adam dengan mengucap maaf sambil menangis. Ia juga memberitahukan bahwa dirinya sedang mengandung.
Adam adalah seorang yang tahu batasan bergaul dengan lawan jenis, ia bahkan berpacaran dengan Indah tidak pernah sekali pun mencium atau memeluknya. “Pita, kita bahkan nggak pernah melakukan hal itu?”
“Adam aku hamil anak orang lain.”
“Maksud kamu?” Adam pun berasumsi jika terjadi hal buruk pada Indah. “ Kalau kamu kemarin mengalami hal buruk, aku akan temani kamu lapor ke kantor polisi. Tapi ceritakan kronologisnya bagaimana.”
Indah hanya menggeleng dan hanya menangis. “Kamu jangan takut, aku akan bantu kamu. Kalau kamu butuh pengacara untuk membela kamu aku akan bilang pada kakakku untuk membantu perkaramu.”
“Adam, kamu tahu kan kalau aku sayang banget sama kamu. Aku akan cerita tapi kamu jangan marah ya!”
Adam mengangguk, ”Aku nggak tau siapa ayah bayi ini.” Adam masih fokus mendengarkan penjelasan Indah, ia tau bagaimana sulitnya perempuan yang mengalami kekerasan seksual untuk menceritakan kisahnya saat meminta pertolongan. “Aku sudah tidak haid selama tiga bulan, itu artinya hal ini terjadi tiga bulan lalu. Aku tidak ingat siapa pria yang bersamaku.”
“Coba di ingat-ingat lagi.”
“Ada banyak Adam, aku nggak ingat siapa orang.”
“Banyak gimana?”
“Selama ini aku kerja jadi pacar bayaran, Dam. Aku ngelakuin ini karena aku butuh biaya untuk sekolah.”
Raut wajah Adam berubah menjadi pias, ia sungguh tidak menyangka apa yang teman-temannya bicarakan adalah benar. Adam tidak percaya jika alasan melakukan pekerjaan ini karena biaya sekolah. Indah adalah salah satu murid berprestasi, setiap semester ia menjadi juara kelas. Sekolah menyediakan beasiswa untuk juara kelas, jumlahnya pun tidak sedikit. Selain untuk pembayaran SPP sekolah, para siswa yang juara kelas akan dapat uang saku dan uang buku. Jika bisa mengatur keuangan semua fasilitas itu akan cukup dan orang tua Indah bukanlah berasal dari keluarga yang tidak mampu, mereka sanggup untuk memenuhi biaya sekolah anaknya. Saat itu juga pun Adam paham dari mana semua handphone bermerk yang setiap semester berganti, semua sepatu dan tas keluaran luar negeri yang selalu di pakai saat Indah pergi bersamanya.
“Apa kamu tidur dengan semua pelangganmu?”
Indah terlihat sedikit malu dan gelagapan saat menjawab pertanyaan Adam.”Nggaklah dam, aku tahu batasannya. Cuma waktu itu aku mabuk, aku tidak ingat siapa-siapa.”