What is Love

Vera Shafira
Chapter #32

Dia Bukan Anakmu !

Sejak kejadian hari itu, hubungan Adam dan Zoya menjadi sedikit canggung. Mereka hanya mengobrol sesekali saat membahas persiapan persalinan, pekerjaan Zoya ataupun jadwal seminar Adam keluar kota.

Indah masih sering datang ke rumah dan mengatakan hal yang sama yaitu meminta Zoya berpisah dari Adam. Sampai seringnya intensitas dia datang, Zoya bahkan tidak lagi membukakan pintu untuk Indah dan membiarkannya menggedor-gedor pintu, jika Indah sudah sampai berteriak-teriak tidak ada pilihan lain selain Zoya menghubungi kantor security dan meminta untuk mengusir tamu yang tidak diundang di rumahnya itu.

Zoya mampu melupakan sejenak masalah priabadinya tapi kedatangan Indah yang berulang membuatnya sakit kepala, bahkan pemeriksaan kehamilan terakhir tekanan darahnya naik. Ia pun tidak ingin terlalu memusingkan masalah Indah dan ingin lebih fokus pada kehamilannya.

Adam membelikan beberapa buku tentang kehamilan, persalinan dan parenting yang bisa Zoya baca di waktu senggang. Selain itu juga Adam mendaftarkan istrinya itu di kelas ibu hamil. Ia berharap disana Zoya bisa santai dan percaya diri menghadapi persalinannya. Mulai dari sesi sharing yang dilakukan bersama ibu hamil dari berbagai latar belakang membuatnya mempunyai gambaran menghadapi persalinan, juga yang sangat Zoya senang adalah sesi senam hamil. Setelah mengikuti sesi senam hamil, ia merasa tidak terlalu banyak memiliki keluhan dengan bertambahnya usia kehamilan seperti sakit punggung, kaki keram atau bengkak, ia juga menjadi merasa lebih bugar.

“Hari ini jangan lupa jadwal pemeriksaan kehamilan jam 3 sore, datang dengan taksi saja. Kita bertemu di klinik, aku tidak bisa pulang ke rumah setelah dari rumah sakit karena ada kelas hari ini.” Sudah lebih dari 4 bulan Zoya menikah dengan Adam, ia menjadi hafal jadwal kegiatan Adam yang seringnya hanya berkutat di rumah sakit, klinik dan kampus.

“Baiklah, sampai jumpa nanti sore.”

Adam tidak melupakan ritualnya sebelum pergi, mencium pipi dan kening istrinya dan berbicara dengan calon anaknya.”Ayah, pergi dulu ya.” ucapnya sambil mengelus-elus perut buncit Zoya.

“Aduh.”

“Dia nendang lagi ya?” tanya Adam dan di jawab oleh Zoya dengan anggukan. “Nanti sore ketemu ayah lagi ya.”

Hal ini yang selalu membuat Zoya penasaran, setiap kali Adam mengajak bicara, Bayi di dalam perutnya selalu merespon sedangkan dirinya terkadang yang lebih sering mengajaknya bicara hanya sesekali di respon seperti itu. Pernah suatu hari Adam pulang dari dinas di hampir tengah malam dan Zoya sudah tertidur, tapi Adam tanpa berpikir panjang mengajak calon anaknya itu berbicara. Ia pun merespon dengan cara yang sama yaitu bergerak dan menendang, Zoya pun terbangun karena terkejut.

Setelah berpamitan mobil Adam pun meluncur keluar dari rumah, ia sempat melihat sebuah mobil yang cukup asing di depan rumahnya tapi ia tidak begitu menggubrisnya karena di pikir adalah mobil tamu tetangganya. Saat Zoya akan masuk ke dalam rumah, ia mendengar pintu pagarnya kembali terbuka.

“Kenapa, Dam? Ada yang ket.....” Matanya terbelalak kala melihat sosok laki-laki yang tidak asing dari masa lalunya yang berjalan masuk ke halaman rumahnya. Dengan cepat Zoya menekan tombol password pintu rumah, namun saat sudah berhasil terbuka ia kalah cepat dengan langkah Akbar.

Akbar sudah lebih dulu menggenggam tangan Zoya dan raut wajahnya terlihat tidak bersahabat. “Jangan kabur lagi, kita perlu bicara.”

Zoya merasa percuma mengelak, genggaman tangan Akbar terlalu kuat. “Jangan terlalu lama, tidak enak di lihat tetangga.”

Akbar merasa terhenyak diperlakukan oleh Zoya sebagai orang asing.”Siapa laki-laki itu? Dan kenapa kau tidak memberitahuku jika kau sedang mengandung?”

Dahi Zoya berkerut, ia menatap mantan suaminya dengan lekat. “Bukankah aku sudah pernah bilang bahwa aku sudah memiliki kekasih? Ah, ya maaf dia bukan lagi kekasihku tapi suamiku. Kenapa aku harus menghubungiku ketika aku sedang mengandung anak orang lain? Kau masih berharap padaku? Atau kau menyesal bahwa aku tidak benar-benar mandul?”

Lihat selengkapnya