Zoya duduk di kursi taman di depan Rumah Sakit Universitas Nasional Singapura bersama Habibi yang sudah berusia tiga tahun. Tidak lama menunggu, Adam keluar dari pintu utama rumah sakit dan mendekat kearah kursi taman. Zoya tidak melihat kehadiran Adam tapi Habibi dengan gesit turun dari kursi untuk menghampiri ayahnya walaupun ia sedikit kesusahan karena tinggi kursi yang sedikit lebih tinggi dari badannya. Ia berlari kencang menghampiri Adam dengan suara tawanya yang memekikkan telinga.
“Papa…”
“Jagoan papa!” Adam menangkap Habibi dan mengangkatnya tinggi-tinggi.
Habibi masih cekikikan di gendongan Adam, ia melingkarkan tangannya untuk lebih dekat dengan ayahnya. ”Papa. em hencem (I’m Handsome)”
Adam terlihat bingung untuk menterjemahkan kata-kata Habibi tapi ia merasa bahwa anaknya itu bukan berbicara bahasa Indonesia.
“Habibi, belajar Bahasa Inggris?"
"Heeh." Habibi mengangguk sedangkan Adam menatap Zoya.