FARELL! VANESSAA!" lengkingan tajam bergema disudut ruangan.
Farel dan Vanessa menutup kedua telinganya bersamaan, telinga mereka tak mampu lagi menghadapi suara khas mencetar nan membahana milik sang guru BK, Bu Tika.
Tunggu? Guru BK?
***
2 jam yang lalu
Pagi ini adalah jam olahraga, karena fasilitas lapangan yang terbilang luas maka setiap jam olahraga akan ada empat kelas yang diajar bersamaan dengan dua guru berbeda, salah satunya kelas XI IPA-1 dan kelas XI IPA-2 yang merupakan kelas Farel dan Vanessa.
Awalnya jam olahraga berjalan hikmah dan tentram damai sentausa. Hingga mulai masuk jam praktek terjadilah bentrokan kecil, dimana dua murid SMA bertengkar memperebutkan bola Voli.
Serius?
Oke, memperebutkan disini bukan seperti dua anak TK yang sedang memperebutkan satu mainan. Memperebutkan disini dalam arti mereka sedang bertanding.
Tim Vanessa melawan Tim Farel, Pak Irza sang guru olahraga tak bisa berkutik lagi ketika dua murid tercintanya itu sangat berkeras kepala ingin bersaing dan akhirnya terpaksa Pak Irza menyetujuinya.
Pertandingan berlangsung dengan seru,hingga mengundang siswa dari kelas lain yang ingin menonton. Dimana, Vanessa dan Farel bertanding dengan sengitnya. Mereka tak henti-hentinya melakukan smash hingga bola terpantul kemana-mana.
Prangg!
Tiba-tiba bola menghantam sebuah kaca jendela sebuah gudang, ditambah Bu Tika baru saja menutup pintu gudang dan hendak menguncinya, tatapan tajam setajam silet pun dilontarkannya kearah lapangan, bahkan tanpa diberitahu ia sudah tahu pelakunya,instingnya terlalu tajam untuk dikelabui.
Mulutnya berkomat-kamit seolah membacakan sebuah mantra yang entah apa tak ada satupun yang tahu,tak lama Bu Tika menarik nafas dan dapat dipastikan apa yang akan dilakukannya.
"VANESSAAA! FARELL!"
Benarkan!
Seluruh siswa siswi begidik ngeri,bahkan Pak Irza sendiri sudah tak ada ditempat. Entah kapan Pak Irza sudah berada di depan kantor, bahkan sudah membuka pintu hendak masuk. Tercyduk!
Seluruh mata siswa siswi melongo tak percaya melihat tingkah guru mereka, dengan tega Pak Irza meinggalkan muridnya begitu saja, keterlaluan!
Vanessa dan Farel masih diam mematung, jika mereka bilang mereka tak takut itu bohong! Bahkan kaki Vanessa bergetar walau tak terlalu kentara, sedangkan Farel, keringat dingin mengalir dipelipisnya walau sebagian keringat akibat permainan mereka, namun wajah coolnya masih setia terpampang diwajah Farel sebagai penutup rasa takutnya.
"KALIAN BERDUAA! IKUT IBU KE RUANG BK!" titah Bu Tika tak terbantah lagi, kata keramat yang sudah didengar ratusan siswa itu kembali terucap.
"Sekarang bu?" tanya Farel dengan wajah tak berdosanya.
"tunggu Patrick dapat jodoh!" balas Bu Tika, membuat seluruh siswa siswi menatapnya tak percaya, dan ada yang mati-matian menahan tawa.
"Serius bu?" timpal Vanessa, membuat Bu Tika menjadi geram setengah hidup.
"SEKARANG!" teriak Bu Tika dengan matanya yang bahkan sudah hampir keluar itu.
Tanpa bicara lagi, dengan segera Vanessa dan Farel menuju ruang BK. Mereka bisa mati muda jika melawan Bu Tika, dan beberapa siswa siswi lain dengan segera pergi ke habitat mereka, tak ingin jadi korban kekerasan Bu Tika disana.
Sekarang
"KALIAN DENGAR TIDAK!" teriak bu Tika lagi, membuat dua muridnya harus menutup telinga mereka lagi.
'duh! Ni guru hobi banget teriak' batin Vanessa dan Farel bersamaan.
Selama dua jam penuh mereka harus mendengar ceramah bu Tika yang malah lebih bisa dibilang khotbah. Belum lagi nada tinggi disetiap kalimat membuat telinga mereka berdua berdengung.
"Dengar bu" jawab Vanessa dan Farel bersamaan, sungguh bu Tika guru yang kejam, mengurung mereka selama dua jam ditambah ceramah yang luar biasa tak terkatakan membuat mereka merasa tersiksa.
Belum lagi teman-teman mereka sudah berasik ria dikantin dan mereka berdua, masih berkutat dengan ruang penyiksaan dan tak lupa penggaris panjang dengan ujung elastis membuat mereka harus menelan ludah berkali-kali.
"Pulang sekolah, cari bolanya! Jangan lupa ganti kaca jendela gudang!" titah bu Tika.
Jangan lupakan bola voli, entah kemana bola itu tiba-tiba hilang. Farel sudah menyuruh teman-temannya mencari namun tak ada satupun yang menemukan. Sepertinya rumor itu memang benar! Tuyul berkutil itu bersarang di dekat gudang itu!
"sudah, kalian istirahat sana" suruh bu Tika segera, melihat kedua muridnya sudah lemas, bahkan wajah cool Farel tak lagi terpampang hanya ekpresi tak berdaya yang nampak disana.
Dengan segera Vanessa dan Farel segera pergi dari ruang bk, tanpa berpamitan. Bu Tika hanya menggeleng kepala, dua muridnya itu memang luar biasa, bahkan ini sudah ke 25 kalinya ia harus mencatat nama keduanya dalam buku BK.