Blurb
Aku lelah diremehkan. Aku bosan dibandingkan.
Aku tahu kapasitas otakku tidak sepandai kakak yang bisa dapat beasiswa belajar di luar negeri. Aku juga tahu aku tidak cantik dan menarik seperti kakak yang banyak mendapat puji. Tapi itu bukan pembenaran agar orang tuaku selalu berkata 'Padahal kakak kamu' lagi dan lagi.
Aku juga ingin jatuh cinta. Tapi mengapa diskriminasi fisik seakan mengatakan aku tidak pantas merasakannya? Bahkan ketika aku diberi kesempatan, aku merasa itu adalah pelanggaran besar seperti kejahatan kriminal.
Lalu ketika aku berusaha melakukan pembuktian bahwa aku pantas dihargai dan berhenti dibandingkan di olimpiade fisika, hasil yang kudapat nyatanya hanyalah hati yang mengalami tumbukan tidak lenting sama sekali. Hancur berkeping-keping.
Kemudian aku mulai membandingkan diriku dengan orang-orang. Lalu pertanyaan yang sejak lama bertengger di otakku berteriak semakin kencang.
APA YANG SEBENARNYA SALAH DARI DIRIKU? APA?