What's Wrong with Me?

Andini Lestari
Chapter #6

Tentang Rasa Pantas

***

Aku harus melepaskan salah satu kesibukan. Sayangnya dalam duniaku hanya ada tiga kesibukan: intrakulikuler sastra, olimpiade fisika, dan mengamati Abi. Atas banyak pertimbangan, aku sudah memastikan keputusan seperti apa yang akan kuambil. Aku tidak akan mengorbankan salah satu pun kecuali mengurangi kebiasaanku dalam mengamati Abi. Sayangnya, orang yang meminta aku mengurangi kesibukan, malah menambah kesibukanku sekarang.

Satu kesibukan tambahan: klarifikasi hubungan dengan Kak Baran.

Jadi begini, biar kujelaskan.

Anak ekstrakurikuler mading ternyata dengan niatnya memotret ketika kami berdua sedang duduk bersama di taman sekolah waktu itu. Dan mereka mengambil angle yang pas ketika dia tengah menatapku. Beruntung, angle itu tidak menampakkan wajah mengerikanku. Akhirnya berita itu tersebar hingga sekarang. Memenuhi obrolan dan masuk ke gendang telinga setiap orang. Terpajang di mading sekolah dengan cantik namun menyebalkan.

Hingga cewek yang menjerit senang waktu di hadapan mading, sering mendelik ketika bertemu padaku. Padahal aku tidak mengenalnya sama sekali.

Belajar fisika atau belajar jatuh cinta? Maksudnya apa?”

Aku menyobek lembar informasi yang terpajang, meremasnya sehingga menjadi gulungan dan memasukkannya ke tong sampah terdekat.

“Kenapa disobek?” Abi yang tiba-tiba muncul mengagetkanku dari belakang. Aku tersentak dengan nafas yang ngos-ngosan. Dia berdiri tepat di hadapanku dengan jarak yang cukup dekat.

“Beritanya bohong.”

Abi mengangguk kemudian berlalu. Entah kenapa aku mengatakan hal itu pada Abi. Yang pasti aku ingin Abi tidak salah sangka dengan hubungan kami meski aku tahu bahwa Abi tidak pernah ingin tahu relasiku, duniaku, bahkan diriku. Ya, aku yakin kepedulian Abi waktu itu hanya kasihan melihatku.

***

Jika kalian pikir aku adalah gadis buruk rupa yang dijauhi semua orang, sejujurnya dugaan itu salah. Aku memiliki tiga teman dekat. Lain halnya denganku, mereka bertiga memiliki aura cantik yang luar biasa.

Meski tidak secantik Amel, Hani memiliki wajah yang manis dan bersih. Dan nampaknya, Tuhan juga menakdirkan dia memiliki banyak penggemar lelaki. Secara, Hani cukup pintar untuk beberapa mata pelajaran.

Lain halnya dengan Hani, Sarah terkenal di seantero sekolah atas kepandaian dan ke-humble-annya. Dia juara umum yang selalu berebut posisi dengan Abi setiap semester.

Untuk Tania lain lagi, dia terkenal karena jago berdandan. Bahas skincare, make-up, gaya rambut, dan hal lain sejenisnya, dia adalah ratu di sekolah kami. Dia mencoba beragam jenis skincare untuk menguji kualitasnya. Tapi herannya, kulitnya itu lebih mulus dari Amel yang sering melakukan perawatan.

Lucu. Hanya aku sendiri di sini yang memiliki fisik tidak enak dipandang. Dan tidak tahu malunya aku bergaul dengan mereka. Tapi, siapa yang bisa menentukan dan memilih manakah teman yang dapat membuatmu nyaman?

Lihat selengkapnya