What's Wrong with Me?

Andini Lestari
Chapter #20

Pukulan Telak

***

TAKUT

Dulu ayah bilang pada gadis kecilnya;

Tidak ada yang perlu ditakutkan selain Tuhan

Tidak dengan senja yang membuat mentari tenggelam

Tidak dengan gelap yang menjadikan tak terlihat

Tidak dengan panas api yang membakar membuat tiada

Ataupun air yang menenggelamkan manusia

Ketika itu sang gadis tumbuh jadi pemberani

Tanpa kenal takut dia yakin mampu hadapi dunia sendiri

Menatap dunia seakan menantang dari sorotnya

Mendeklarasikan dia ‘kan selalu baik-baik saja

Detik berlalu, sang gadis tidak sekecil dulu

Keberanian berkobar menenggelamkan segan

Mendekap asa mendorongnya tuk menjadi pemenang

Hingga gadis itu ragu dengan yang ayah katakan;

Ada takut yang membuat hatinya kelam

Gadis itu mengalami takut yang memaut

Takut tak terdefinisi dan tanpa wujud

Takut tersayang menghilang yang berujung kehilangan

Takut ditinggalkan yang berujung sendirian

Masa pun membuatnya sadar

Ada takut yang tidak ayah perkenalkan

Takut jatuh cinta yang sama sekali tidak terkira

“Oh Ayah, Cinta bukan Tuhan, namun mengapa aku begitu memuja?”

***

Gemuruh tepuk tangan mengisis ruang kelas setelah jam istirahat shalat Jumat. Aku menunduk sebagai tanda mengakhiri penampilan. Beruntung aku bisa memaknai puisi itu dengan benar karena semua yang ada dalam baitnya kubuat sediri barusan. Bukan aku mengganti puisiku, aku memang baru membuatnya karena tidak sempat menyelesaikan tugas tadi malam.

“Sya, bukan aku doang yang sadar, tapi aku yakin kamu sudah menangis sebelum berpuisi di depan.”

“Ah, masa?” tanya sembari tertawa pelan. Miris. Apa semua orang tahu.

Lihat selengkapnya