What's Wrong With You, Boss?

Nyonya Maneh
Chapter #8

Chapter 7 - The Bos's Best Friend

Aku masih mematung di pinggir kitchen sink, menyaksikan tumpukan panci dan wadah-wadah kotor bekas kupakai memasak tadi dengan nelangsa. 

Mbok Yana, asisten rumah tangga si bos tidak masuk hari ini. Tidak mungkin aku meninggalkan apartemen dengan tumpukan barang-barang kotor di tempat cucian piring ini, kan? Walau pun beberapa saat setelah mendengar suara kerucukan air keran mengalir, si bos berteriak dari ruang makan.

"Just leave it there, Mars. Mbok Yana will come tomorrow and do all the dishes!"

Dengan hati masih kesal karena belum tahu nasib yang akan menimpa masakanku, aku tetap memaksa membasuh wadah-wadah kotor itu. Membereskan dapur, melap kompor dan memasukkan semua bahan-bahan yang belum terpakai ke dalam kulkas.

Aku masih terbengong-bengong menatap hasil masakanku saat kudengar seseorang mengetuk pintu apartemen.

"I'll get it!" seruku berinisiatif. 

Si bos sedang makan. Tidak enak membiarkannya membuka pintu.

Aku melangkah ke pintu depan setelah memasukkan sampah bumbu terakhir yang sudah tak terpakai lagi ke dalam keranjang sampah.

"Ethan?"

Aku melotot heran. Melihat Ethan sudah berdiri di ambang pintu masuk sambil senyum-senyum penuh makna.

"Gue mau jemput elo, Mars," bisiknya. 

Aku masih tak habis pikir. Kok cepat banget ini anak udah sampai aja di apartemen. Padahal jarak rumahnya ke sini kan jauh. Dari utara ke selatan. Ujung ketemu ujung. 

"Who's there, Mars?" si bos melongok dari ruang makan. 

Ethan masuk tanpa menunggu kupersilakan lebih dulu.

"Hi, mate. Having your lunch?"

Basa-basi banget sih bocah. Aku terkekeh dalam hati. 

Si bos menyambut Ethan dengan hangat. Si Celline-Celline ini kelihatan terpaksa memberi duduk pada lelaki yang baru datang itu.

"Kebetulan, nih. Gue laper banget. Boleh ikutan makan?" 

Aku melotot melihat Ethan menatap jelalatan makanan di atas meja.  

Si bos tergelak. "Kebiasaan lo dari sejak kuliah belum berubah, Than. Makanan aja di pikiran lo. Kapan mikirin cewek?"  

Ethan terbatuk. Si bos terkekeh semakin keras. 

Aku mengamati saja tiga orang yang sedang duduk di meja makan. 

"Tapi maaf ya, Than. Ini cuma cukup untuk kita berdua ...." 

Kulihat Celline menatap Ethan sambil menarik wadah-wadah berisi makanan menjauh dari jangkauan sahabat si bos itu. Persis seperti emak-emak galak yang melindungi makanan anaknya supaya tidak dihabiskan kucing. Kira-kira begitulah yang bisa kutangkap. Dan itu terasa agak sedikit lebay sebenarnya!

Aku terkekeh geli. Tapi dalam hati miris banget dengan posisi Ethan. 

Tiba-tiba aku teringat masakanku. Kenapa enggak? Ethan bisa makan itu. Daripada dibuang, kan sayang.

"Eum, gue tadi masak. Ada sup jamur dan mini burger sayuran. If you dont mind, Bos. Boleh untuk Ethan?"

Si bos mengangguk setuju. Dia bahkan menyuruhku sekalian makan dengan Ethan. 

Lihat selengkapnya