Blurb
Pada usia ketiga puluh enam, Paul Kalanithi merasa suratan nasibnya berjalan dengan begitu sempurna. Paul hampir saja menyelesaikan masa pelatihan luar biasa panjangnya sebagai ahli bedah saraf selama sepuluh tahun. Beberapa rumah sakit dan universitas ternama telah menawari posisi penting yang diimpikannya selama ini. Penghargaan nasional pun telah diraihnya. Dan kini, Paul hendak kembali menata ikatan pernikahannya yang merenggang, memenuhi peran sebagai sosok suami yang ia janjikan. Akan tetapi, secara tiba-tiba, kanker mencengkeram paru-parunya, melumpuhkan organ-organ penting dalam tubuhnya. Seluruh masa depan yang direncanakan Paul seketika menguap. Pada satu hari ia adalah seorang dokter yang menangani orang-orang yang sekarat, tetapi pada hari berikutnya, ia adalah pasien yang mencoba bertahan hidup. Apa yang membuat hidup berharga dan bermakna, mengingat semua akan sirna pada akhirnya? Apa yang Anda lakukan saat masa depan tak lagi menuntun pada cita-cita yang diidamkan, melainkan pada masa kini yang tanpa akhir? Apa artinya memiliki anak, merawat kehidupan baru saat kehidupan lain meredup? When Breath Becomes Air akan membawa kita bergelut pada pertanyaan-pertanyaan penting tentang hidup dan seberapa layak kita diberi pilihan untuk menjalani kehidupan.