“’Cause I’m off my face, in love with you. I’m out my head, so into you
And I don’t know how you do it”
-Off My Face, Justin Bieber
Harry merasa kepalanya pusing dan tenggorokannya kering ketika Ia bangun dari tidurnya, Ia terlalu banyak menenggak minuman beralkohol semalam yang bertujuan untuk mengusir pikiran liar dari kepalanya. Untung saja Ia tidak benar-benar melakukan hal bodoh tadi malam, pikirnya. Harry terbangun dan terkejut mendapati dirinya berada di sofa kesayangan milik Ersa Basset. Harry tidak dapat mengingat dengan persis apa yang terjadi di akhir pesta itu, Ia tidak dapat mengingat apa pun. Kecuali pikiran terakhirnya yang berada pada insiden ketika dirinya berusaha memeluk dan mencium Cammelia hingga membuat Cammelia jatuh ke kolam renang bersamanya.
“Shit!!!” gumam Harry dengan pelan ketika Ia memproses ingatan terakhirnya.
Harry yang tidur dengan posisi telungkup menghadap ke senderan sofa, menyadari keberadaan Cammelia yang duduk di kursi meja makan sedang menyantap sarapannya sambil memperhatikan Harry.
“Gue tahu lo udah bangun,” ujar Cammelia dengan nada kesal dan anehnya Harry memutuskan untuk pura-pura masih tertidur ketika mendengar Cammelia menegurnya.
“Ish Harry!!!” Cammelia beranjak dari tempatnya menuju Harry.
“Gue tahu lo pura-pura tidur kan, hah?!” lanjut Cammelia seraya berusaha membalikan badan Harry.
Harry yang masih dalam keadaan Hangover dapat dengan mudah dibalikkan oleh Cammelia. Ia hanya menyengir memperlihatkan gigi-giginya seperti kuda yang sedang tersenyum, ketika wajahnya dan wajah Cammelia akhirnya bertemu.
“Merasa bersalah?” tanya Cammelia dengan sarkas.
“Cam, gue nggak bermaksud buat ….” Harry berusaha untuk berdiri dan menjelaskan kepada Cammelia tentang apa yang terjadi semalam.
“Dorong gue sampe jatuh ke kolam renang di tengah malem? Dan lo masih bilang, kalo lo nggak bermaksud?” ujar Cammelia dengan kesal.
“What do you say?” tanya Harry dengan perasaan heran dan was-was. Karena pikirnya, Ia bukan saja membuat Cammelia jatuh ke dalam kolam renang di tengah malam tetapi juga mencoba mencium sahabatnya itu.
“Lo buat gue jatoh ke kolam renang, lo lupa?”
“That’s it?” tanya Harry untuk memastikan.
“That’s it? Lo bilang That’s it?” ujar Cammelia dengan nada semakin kesal.
“I mean, nggak ada hal aneh lainnya kan yang gue lakuin ke lo?” tanya Harry dengan nada berhati-hati.
“Gue juga yang bawa lo sampai ke sofa ini,” jawab Cammelia.
“Kenapa lo nggak bawa gue pulang ke rumah gua?” tanya Harry.
“Karena rumah lo terlalu jauh buat gue yang membopong lo dalam kondisi basah dan mabuk. Puas?”
Dari nadanya Cammelia terdengar sangat kesal, tetapi Harry justru merasa sangat lega karena Cammelia sama sekali tidak menyinggung perihal dirinya yang mencoba mencium Cammelia. Pasti ingatan terakhirnya salah, pikir Harry. Harry sepertinya tidak benar-benar akan mencium Cammelia.
“Okay Cam, gue minta maaf,” ujar Harry dengan nada rendah.
“Maaf karena?” tanya Cammelia dengan menyilangkan kedua tangannya di dada.
“Karena bikin lo jatoh ke kolam renang di tengah malam,” jawab Harry dalam kondisi kepala yang masih sakit.
“Terus karena apalagi?”
“Karena udah ngerepotin lo dan ngebopong gue sampai rumah lo,” jawab Harry dengan menahan sakit kepalanya.
“Terus, apalagi?”
“Karena udah tidur di rumah dan di sofa kesayangan nyokap lo.” Harry masih menjawab pertanyaan itu seperti orang yang melantur karena menahan sakit kepalanya.
“Terus?” tanya Cammelia seraya mengerlingkan matanya kepada Harry.