When Cammelia Bloom

Chacha
Chapter #7

The Way I Hurt You

“Does he think that I’m the kinda girl

Who needs to be saved?”

-All I want, Olivia Rodrigo

 

Ponsel Cammelia berdering dan nama Eric muncul di layarnya. Setelah makan malam bersama Eric tempo hari, Ia dan Eric menjadi berkomunikasi dengan intens baik melalui pesan singkat, telepon atau sekedar saling bertukar video-video lucu di Direct Message Instagram. Hari ini, Cammelia memutuskan untuk menikmati liburan musim panasnya hanya dengan bersantai seharian di rumah. Ia menuruni anak tangga dan langsung menuju ke arah dapur, yang menjadi tempat dengan ventilasi terbanyak di rumah ini. Semua ventilasi yang dibiarkan terbuka membuat udara hangat dan kering dapat memasuki setiap sudut di rumah ini. Pintu belakang yang mengarah langsung menuju taman belakang dibiarkan terbuka, Ia menduga pasti Mamanya sedang berada di kebun untuk mengurus bunga-bunga anggreknya itu. 

Cammelia menuju kursi santai yang berada di tepi kolam renang dengan mengenakan cardigan panjang sebagai luaran untuk menutupi pakaian renangnya sembari membawa buku di tangan kirinya dan segelas jus semangka yang terlihat sangat segar di tangan kanannya. Ia ingin berjemur dan menikmati waktu musim panasnya yang sempat terhambat sebelumnya, karena dirinya kehilangan semangat dengan mengurung diri di kamar selama satu minggu.

***

Tadi pagi, Harry sudah berniat untuk berenang lalu berjemur di kolam renang seraya menemani Mamanya mengurus tanaman-tanaman kesayangannya yang hampir rusak ketika pesta minggu lalu. Posisinya saat ini yang menghadap ke arah halaman belakang keluarga Basset, terlihat Mrs. Basset yang cantik sedang mengurus anggrek-anggreknya dengan bunga berwarna ungu, itu bunga yang indah pikirnya. Perhatiannya berfokus kepada Ersa Basset yang dengan sangat telatennya mengurus anggrek-anggreknya, sampai akhirnya fokusnya itu buyar ketika mendengar Mama berteriak. 

Dari balik kacamata hitamnya, Harry melihat ke arah sosok gadis yang tengah diteriaki oleh Mamanya itu. Gadis yang sedang berjalan mengenakan cardigan panjang sebetis, sedang memegang buku dan gelas berisikan jus di tangan kananya. Harry berani bersumpah bahwa dibalik cardigan itu ada sesuatu yang jauh lebih menarik. Pikiran Tolol!!!! Ia sudah pernah melihat Cammelia dengan baju renangnya berkali-kali sejak mereka kecil, mengapa kini tiba-tiba dirinya menjadi sangat tertarik mengenai hal itu?

“Hey Harry, Aku baru ingat sesuatu. Suamiku menitipkan sebuah hadiah untukmu!!” Ersa berjajalan mendekat menuju Harry.

Sebenarnya suara sekecil apa pun akan terdengar dengan jelas dari segala sudut di halaman belakang rumah mereka, karena halaman itu bagaiakan satu halaman yang dibagi menjadi dua bagian. Tidak ada pembatas apa pun, selain pagar kayu yang tingginya hanya 1,2 meter dan sebuah gerbang kecil sebagai penghubung dua halaman itu.

Come here boy, tante ambilin sebentar hadiahnya di kamar.” Ersa langsung memasuki rumah untuk mengambilkan barang yang dititipkan suaminya untuk Harry sebagai hadiah ulang tahun.

Harry berdiri dari kursi santainya, dan beranjak menuju depan rumah Cammelia melalui Connecting Door yang menghubungkan rumah mereka berdua. Seraya menunggu Ersa yang sedang mengambilkan hadiahnya, Harry menghampiri Cammelia yang sedang bersantai di tepi kolam renang.

What?” Cammela mendongak ke arah Harry yang sedang berdiri di sampingnya.

Nothing.” Harry menggelengkan kepalanya dengan wajah tengil.

“Tahu ah, gue mau masuk aja kalau lo terus gangguin gue gini.” Cammelia berdiri dan berjalan meninggalkan Harry.

Harry menahan dan menarik tubuh Cammelia yang hendak beranjak pergi, Ia melingkarkan tangan kirinya di bagian perut Cammelia dan mengangkat gadis itu hingga ke tepi kolam renang. Apabila Harry melepaskan tangannya dari tubuh Cammelia, maka dapat dipastikan Cammelia akan terjatuh ke kolam renang. Tubuhnya dan tubuh Cammelia sangat amat dekat, wajahnya dan wajah Cammelia mungkin berjarak hanya sejengkal saja. Harry merasa sangat gugup ketika pandangannya dan Cammelia bertemu.

“Lepasin nggak?!?!” Tenggorokan Cammelia seperti tercekat, karena Harry membuatnya gugup.

“Nggak mau,” jawab Harry singkat dengan senyuman tengil.

Jantung Cammelia berdebar sangat cepat, Ia tidak punya pilihan lain saat ini. Lebih baik Ia terjatuh ke kolam renang dari pada berada sangat dekat dengan tubuh Harry. Cammelia menginjak kaki Harry, dan Harry pun refleks melepaskan tangannya yang melingkar di tubuh Cammelia karena kesakitan. Cammelia pun terjatuh ke kolam renang.

“Bukan salah gue ya, lo yang injek kaki gue tadi,” gerutu Harry seraya mengulurkan tangannya untuk membantu Cammelia.

“Ish!!” Cammelia menggenggam tangan Harry yang berusaha membantu dan menariknya jatuh ke dalam kolam renang.

Dari dalam air Harry dapat melihat wajah cantik Cammelia. Harry mendekat dan membantunya untuk naik ke permukaan air dengan meletakan kedua tangannya di pinggang Cammelia, lalu mendorong tubuhnya agar wajah gadis itu dapat keluar ke atas permukaan. Disusul oleh wajah Harry yang keluar dari air, muncul tepat di hadapan wajah Cammelia. Wajah mereka begitu dekat, jantung mereka berdebar semakin kencang. Terdapat ketegangan yang tak biasa di antara mereka berdua. Tangan kanan Harry menyingkap rambut basah Cammelia yang menghalangi wajahnya, sedangkan tangan kirinya masih berada di pinggang Cammelia.

Harry sangat ingin mencium Cammelia saat itu juga. Namun untungnya saat itu, setidaknya Ia masih memiliki setengah kontrol dari dirinya. Apabila Ia mencium sahabatnya itu sekarang, maka akan banyak permasalahan panjang yang harus Ia hadapi setelahnya, terlebih dengan Zee. Sialan, andai saja Ia tidak sedang berkencan dengan Zee, pasti Ia sudah mencium Cammelia sekarang.

“Yang sampe terakhir ke ujung kolam renang, harus traktir Sour Cherry Soda,” ujar Cammelia tiba-tiba, untuk memecahkan kecanggungan di antara mereka.

Cammelia melepaskan tangan Harry yang sejak tadi bertengger di tubuhnya dan berenang menuju ujung kolam renang.

Lihat selengkapnya