“You’re gonna wish that I wasn’t loving someone new
You’re gonna wish that I was sleeping next to you
You’re gonna wish that you never broke my heart in two
And you weren’t losing me when I have already lost you”
-You Are Losing Me, Chelsea Cutler
Harry Blooman mendapati rumahnya dengan kondisi yang gelap gulita saat Ia berhasil membuka pintu kayu besar berwarna hitam. Ia melirik jam tangan yang berada di tangan kirinya, jarum jam menunjukan pukul satu dini hari dan semua orang yang ada rumahnya sudah tertidur pulas. Harry pulang dalam kondisi yang sangat berantakan, baik pikiran maupun suasana hatinya sangatlah buruk. Ia adalah manusia paling bajingan di muka bumi ini. Bagaimana bisa Ia melampiaskan semua hasrat liarnya terhadap Cammelia kepada Zee. Zee memang kekasihnya namun ketika Harry melakukannya dengan Zee, pikiran dan hatinya justru terpaku pada Cammelia. Harry merasa sangat marah, kesal, dan frustasi. Ia tidak tahu bagaimana cara mengatasi semua permasalahan ini.
Harry menaiki setiap anak tangga berornamen kayu bewarna cokelat dan memasuki kamarnya yang gelap, tirai putih pada jendela yang mengarah ke arah jendela milik Cammelia masih terbuka membuat semua cahaya lampu yang berasal dari luar dapat masuk melalui jendela itu. Ia berjalan menuju jendelanya untuk menutup tirai dan mendapati bahwa lampu kamar Cammelia masih menyala.
Setelah semua yang Ia lakukan bersama Zee tadi, Harry Blooman masih sangat menginginkan Cammelia Basset malam ini. Harry memutuskan untuk mandi dan membersihkan diri setelah semua aktifitas yang Ia lakukan hari ini. Apabila setelah mandi, Ia masih tetap menginginkan Cammelia, maka Ia pastikan tidak ada yang dapat menghalanginya lagi.
Harry menghabiskan waktu yang sangat lama untuk mandi, Ia berendam dengan air hangat dan merenungkan apa yang terjadi hari ini. Separuh dari dirinya berharap Cammelia sudah mematikan semua lampunya dan pergi tidur bila Harry berlama-lama di kamar mandi, agar Harry tidak memiliki kesempatan untuk menemui Cammelia. Karena Harry bersumpah, tidak ada lagi apa pun dari dirinya yang dapat menghentikannya untuk menemui Cammelia. Maka, satu-satunya yang dapat menghentikan Harry adalah Cammelia.
Harry keluar dari kamar mandinya dengan mengenakan celana pendek dan bergegas berjalan menuju lemari untuk mengambil sebuah baju. Saat Ia mendapati bahwa lampu kamar Cammelia masih menyala, tanpa pikir panjang Ia langsung menghubungi Cammelia saat itu juga. Harry langsung bergegas menuju nakas dimana telepon rumahnya berada, telepon rumah itu hanya Ia gunakan untuk menghubungi kamar Cammelia saat mereka masih kecil karena saat itu mereka tidak memiliki ponsel.
“Cam?” Panggil Harry ketika Ia menyadari Cammelia sudah mengangkat sambungan teleponnya.
“Kenapa?”
“Lo belum tidur?”
“Belum, gue lagi nonton drama korea.” Cammelia tetap fokus dengan tontonannya.
“Gue mau ketemu sama lo, bisa nggak temuin gue di Connecting Door?”
“Sekarang?”
“Iya sekarang Cam.”
“Emang nggak bisa pagi aja apa?”
“Gue butuh sekarang.” Suara Harry terdengar parau.
“Okay, okay. Gue turun sekarang.”
Telepon itu ditutup begitu saja oleh Cammelia. Harry masih terpaku memikirkan apa yang akan Ia bicarakan kepada Cammelia, karena jujur saja tidak ada hal apa pun yang ingin Ia bahas. Ia hanya ingin menemui Cammelia tanpa sebab. Harry langsung mengenakan baju yang sejak tadi diremasnya dan bergegas menemui Cammelia di Connecting Door.