“And I don’t know why but with you I’d dance in a strom in my best dress
Fearless”
-Fearless, Taylor Swift
Langkah kaki terhenti di depan pintu ketika melihat sepasang kekasih sedang berciuman dengan mesra di dalam ruang perawatan. Cammelia hendak mengobati luka di wajah Eric, namun mereka berdua dikejutkan oleh kehadiran dan sesuatu yang sedang dilakukan oleh Harry dan Zee.
“Oh, Sorry.” Cammelia yang terkejut hanya dapat mengeluarkan kata itu di mulutnya.
“Oh Cam, don’t be sorry.” Zee selalu bersikap ramah terhadap semua orang, khususnya Cammelia. Karena Cammelia adalah sahabat Harry.
“Gua sama Eric ke ruang perawatan yang di gedung olahraga aja.”
“Come On Cam, luka Eric juga sama parahnya kayak Harry.” Zee bersikeras.
Cammelia menatap wajah Eric yang memar-memar hingga berdarah karena satu tinju yang dilayangkan Harry. Itu hanya satu tinju, mengapa dapat menyebabkan luka separah ini, pikirnya.
“Tapi Harry harus janji buat nggak berantem lagi di sini.” Cammelia menarik napas panjang, karena Ia sudah tidak memiliki tenaga apabila Harry dan Eric saling menghajar satu sama lain.
“Nggak Janji.” Harry mengangkat jari-jari tangannya membentuk V.
“Harry!!!” Zee melayangkan tatapan sinis pada kekasihnya.
“Iya iya, janji.”
Eric duduk di salah satu tempat tidur yang bersebrangan dengan tempat tidur Harry. Cammelia menyiapkan peralatan yang dibutuhkannya untuk membersihkan dan mengobati luka Eric. Dari posisinya, Harry dapat melihat dengan jelas apa yang dilakukan Cammelia kepada Eric. Menyadarkannya akan betapa telatennya Cammelia, yang Ia kenal selama ini sebagai gadis ceroboh. Cammelia membersihkan luka di wajah Eric, lalu mengolesi salep pada sudut bibir Eric yang berdarah, dan terakhir Ia mengompres wajah memar Eric dengan kompres dingin.
“Sini gue aja yang pegang.” Cammelia terus memegang kompres dingin di wajahnya Eric.
“Nggak, gapapa gue aja sendiri. Nanti tangan lo bisa pegal.” Eric mengambil kompres itu dari tangan Cammelia.
“Sorry ya Er.” Cammelia sangat merasa bersalah karena Harry sahabatnya menghajar Eric secara tiba-tiba.
Harry merasa kesal, mengapa Cammelia harus meminta maaf kepada Eric. Jelas, Eric tidak pantas mendapat permintaan maaf dari Cammelia.
“Bukan salah lo, nggak perlu minta maaf.”
“Pasti muka lo sakit banget.”
“But that’s kind of fun. I mean kita baru aja pacaran terus beberapa menit setelah itu, gue langsung dihajar sama sahabat lo.” Eric sedikit terkekeh.
Harry terkejut bukan main ketika mendengar hal itu. Rupanya menghajar Eric adalah pilihan yang tepat. Ia tadinya hanya berniat untuk mencari udara segar setelah berhasil menghajar Raymond hingga babak belur dan pingsan. Ketika Harry berjalan menuju taman, Ia melihat Eric yang hendak mencium Cammelia. Harry bersumpah tidak pernah rela melihat sahabatnya dicium oleh Eric, seorang bajingan yang setara dengannya. Ketika melihat pemandangan itu, Harry langsung naik pitam dan berniat untuk menusuk Eric dengan botol yang sedang digenggamnya. Sekarang Harry menyesal, sangat menyesal. Seharusnya Ia langsung tusuk saja Eric, tanpa pikir panjang.
***
Harry menyuruh Zee untuk kembali ke pesta Prom, sementara Ia berbaring di ruang perawatan. Harry tahu betul bahwa kekasihnya itu sangat menyukai segalanya tentang pesta, terlebih dengan persiapan yang Zee lakukan dari jauh-jauh hari untuk pesta ini. Harry menjadi tidak enak jika dirinya harus menghalangi kekasihnya untuk bersenang-senang. Zee setuju dan gadis itu melenggang keluar, meninggalkan Harry dan Eric berdua di ruang perawatan itu.
“Heh, jangan sakitin sahabat gue.” Harry melemparkan gulungan perban yang berada di dekatnya ke Eric yang sedang tidur tepat di sebrang tempat tidurnya.
“Nggak ada yang mau nyakitin Cammelia, gausah berlebihan deh.” Melempar kembali gulunga perban yang dilempar Harry.