“But won’t you wait?
You know it’s to late. I’m on my own shit now”
-Best Friend, Rex Orange County
Harry Blooman dapat merasakan keadaan tubuhnya semakin kian membaik dan kembali bugar, setelah beberapa hari lalu badannya terserang demam yang menyebabkan rasa nyeri di sekujur tubuhnya. Pagi hari Ia buka dengan berjemur di kursi santai tepi kolam renang yang menjadi tempat favoritnya. Ia berjemur dengan bertelanjang dada, mengenakan kacamata hitam, sambil memetik gitar kesayangannya.
“Hey, you good?” Cammelia berteriak ketika melihat Harry sedang berjemur dengan gayanya.
“Great!” Harry berteriak seraya mengacungkan ibu jarinya tinggi-tinggi pada Cammelia.
“Serius?”
“Serius Cammelia yang bawel, lo nggak lihat nih badan gue aja udah balik bagus lagi seperti semula.” Harry lantas berdiri dan memamerkan tubuhnya yang bagus itu.
“Mmmmh, najis!!!” Cammelia mendelik ketika melihat tingkah narsis Harry.
Setelah keluar dari rumah sakit, Zee yang mengambil alih tugas untuk mengurus Harry sepenuhnya. Cammelia hanya Stand By berjaga-jaga apabila Zee menelepon untuk membutuhkan bantuannya, namun selama masa pemulihan Harry tidak pernah sekali pun Zee meminta bantuannya.
“Ini semua berkat punya pacar cantik sekaligus perhatian,” ujar Harry sambil fokus memetik gitar yang berada di tangannya.
Harry benar, semuanya berkat Zee yang dengan telaten mengurus Harry selama orang tuanya berlibur di Indonesia. Cammelia tidak berhak mendapat pujian apa pun dari Harry, karena Ia tidak membantu apa-apa dalam proses pemulihan Harry.
“Eh, eh, eh. Lo mau ngapain?” Harry mencegah Cammelia yang ingin menghampirinya. Bukannya Harry tidak ingin gadis itu menghampirinya, hanya saja Harry tidak ingin hasrat terpendamnya pada Cammelia muncul kembali.
“Lihat keadaan lo lah.”
“Udah sana balik lagi balik, jangan ganggu hari gue yang indah dan tenang ini.” Harry menyuruh Cammelia kembali ke rumahnya sambil mengepak-ngepakan tangannya sebagai tanda mengusir Cammelia.
“Awas ya lo sampe sakit lagi, gue nggak sudi misuh-misuh anter lo ke rumah sakit untuk yang kedua kalinya,” ancam Cammelia, Ia merasa kesal dengan tingkah Harry.
***
Mereka berdua, baik Cammelia maupun Harry menikmati matahari pagi yang kaya akan vitamin D dengan urusannya masing-masing. Cammelia sibuk dengan buku yang dibacanya sedangkan Harry asik dengan gitarnya. Cammelia menghormati segala hal yang sahabatnya inginkan terlebih lagi mengingat Ia sudah resmi berpacaran dengan Eric, rasanya sangat tidak pantas bila Ia tidak menjaga jarak dengan sahabatnya. Sedangkan Harry tidak bermaksud untuk menjauh dari Cammelia, hanya saja Ia menyelamatkan sahabatnya itu dari dirinya sendiri yang siap menerkam Cammelia tanpa ampun.
“Cam???” Eric datang dari arah gerbang kecil yang ada di samping halaman. Gerbang itu menuju jalan setapak yang terhubung dengan halaman depan rumahnya.
“Eric!!!” Cammelia berdiri, menyambut kekasihnya dengan bahagia.
Suara Eric memecah lamunan Harry. Ini adalah pertama kalinya Ia melihat Eric datang ke rumah Cammelia setelah mereka berdua resmi berpacaran. Wajah Eric sudah cukup membuat Harry kesal dan mengingat kedua orang tua Cammelia yang sedang berlibur dengan orang tuanya ke Indonesia. Mau apa Eric datang ke sini? Disaat rumah itu kosong dan hanya tersisa Cammelia serta Asisten Rumah Tangganya saja? Eric pasti memiliki pikiran dan niat yang kotor.
Cammelia menyambut pelukan Eric dengan gembira. Eric mendekatkan wajahnya ke wajah Cammelia, hendak menciumnya. Hal ini merupakan hal lumrah yang dilakukan remaja di Amerika dan Eric akan melakukannya dengan Cammelia. Mencium bibir tipis kekasihnya itu, saat tiba-tiba bola Voli mengarah ke arah mereka. Untung saja Eric mempunyai gerak refleks yang bagus, Eric menepis bola itu karena Ia takut bola itu akan mengenai kepala Cammelia.
“Ouch!!!” Cammelia dan Eric yang terkejut kompak menengok ke arah tersangka yang melemparnya bola voli.
“What you doing?” Cammelia terlihat sangat jengkel kepada Harry.