“This Empty canvas that they misunderstood
I wanna paint you in it but I’m not good
‘Cause I wanna look at you when we are apart
‘Cause you’re not just a human being, you are art”
-An Art Gallery Could Never Be As Uniqe As You, mrld
Harry dan Cammelia dalam perjalanan pulang setelah seharian menjadi Volunteer di acara Heal The Bay. Sejak tadi Harry tidak banyak berbicara dan terlihat begitu murung. Ia terlihat fokus mengendarai mobil, padahal banyak permasalahan yang berenang-renang di pikirannya.
Cammelia menatap Harry dengan prihatin, Ia tidak pernah melihat Harry semurung ini apabila sedang putus cinta. Apa Harry sangat begitu mencintai Zee? Pikirnya. Situasi di dalam mobil sangatlah sunyi dan canggung, Cammelia mencoba mengunci mulutnya rapat-rapat agar tidak mengeluarkan sepatah kata pun yang dapat membuat Mood Harry semakin buruk lagi. Cammelia tidak mencoba menghiburnya, karena akan percuma. Harry lebih membutuhkan waktu untuk merenung dibandingkan dihibur.
“Lo nggak perlu repot-repot anter gue pulang,” ujar Cammelia, memecah keheningan.
Cammelia sangat tidak nyaman dengan situasi yang terjadi saat ini. Lebih baik Harry tidak perlu repot-repot mengantarnya, dibanding menganggu Harry dengan keberadaannya di mobil ini.
“Cammelia, don’t be silly! Rumah kita sebelahan, masa iya lo pulang naik Taxi.”
“Gue ngerti kalau lo butuh waktu sendiri.”
“Cam, gue gapapa. Gue nggak butuh waktu untuk sendirian.” Harry mengalihkan pandangannya sejenak kepada Cammelia untuk meyakinkan bahwa Ia baik-baik saja.
Cammelia mengalihkan kembali pandangannya pada jalanan yang berada di depannya. Mereka baru saja meninggalkan Long Beach sekitar 15 menit sampai tiba-tiba mobil yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi itu tergelincir dan terdengar suara ban mobil yang slip menggesek hamparan aspal. Harry mencoba menghentikan laju mobilnya dan membanting stir agar tidak menabrak apa pun.
“FUCKKKK!!!” Harry berteriak dan dengan kesal Ia meninju stir mobilnya.
“Kayaknya ban mobilnya pecah,” sambung Harry.
Mereka berdua turun dari mobil untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi. Ternyata dugaan Harry benar, ban mobil sebelah kiri sudah dalam keaadaan pecah. Untung saja Harry dapat mengendalikan kemudinya agar mobil yang Ia kendarai tidak mengalami kecelakaan.
Hari ini sudah sangat buruk bagi Harry, setelah pertengkarannya dengan Max, Zee yang mencapakannya begitu saja di acara yang Ia bersumpah tidak sudi lagi Ia hadiri, dan tidak lupa terik matahari yang begitu sangat menyengat kulitnya, kini giliran ban mobilnya pecah. Bahkan jika dipikir-pikir Ia sangat benci mengendarai mobil ini. Mengapa Ia mengendarai mobil sialan ini??? Arrghh buat repot saja, batin Harry.
“God, This is the reason why I hate this truck.” Harry berteriak dengan nada putus asa setelah Ia melihat kondisi ban mobilnya dalam keadaan yang sangat buruk.
“Harry, Come On. Ini Cuma ban pecah doang.”
“Doang? Doang?” Harry tidak percaya bahwa Cammelia menganggap sepele kejadian ini.