“I need somebody to heal, somebody to know
Somebody to have, somebody to hold
It’s easy to say, but it’s never the same
I guess I kinda liked the way you numbed all the pain”
-Someone You Love, Lewis Capaldi
Setelah menyaksikan perselingkuhan Eric dan Zee dengan mata kepalanya sendiri, Cammelia terus mengurung diri di kamar. Di kondisi seperti sekarang ini Cammelia hanya membutuhkan kehadiran Mama di sisinya, hanya saja orang tuanya baru akan pulang sekitar besok lusa. Cammelia bangun dari tidurnya dan berjalan menuju cermin yang berada di salah satu sudut di kamarnya, Ia memperhatikan kondisi dirinya yang sangat kacau dan memprihatinkan.
Cammelia mengasihani dirinya atas apa yang menimpanya. Jelas bukan salahnya apabila Eric berselingkuh dengan Zee, hanya saja alasan yang diutarakan Eric membuatnya begitu kesal. Tidak masuk akal baginya, bahkan Eric tidak pernah mengajaknya tidur bersama. Cammelia tidak pernah menolak Eric, namun mengapa alasan yang Eric berikan seperti mengisyaratkan bahwa dirinya menolak untuk tidur bersama Eric makanya Eric meniduri gadis lain. Di sisi lain Ia sangat malu kepada Harry, walalaupun Harry adalah sahabatnya, tetapi Cammelia tidak ingin Harry melihatnya dalam keadaan yang sangat kacau seperti malam itu.
Setelah melihat keadaan dirinya yang terlihat kacau di cermin, Cammelia beranjak menuju kamar mandinya dan memutuskan untuk berendam air hangat. Cammelia menghabiskan waktu setengah jam hanya untuk diam dan merenung di dalam Bathub. Setelah selesai membilas diri, Cammelia mengenakan baju Oversize dan celana pendek serta tidak lupa mengaplikasikan Sunscreen, lalu beranjak kembali ke tempat tidur dan melanjutkan tidurnya.
***
Ini adalah hari kedua setelah kejadian Cammelia memergoki Eric yang sedang berselingkuh dengan Zee. Setelah mengantar Cammelia pulang pada malam itu, Harry belum melihat keadaan Cammelia lagi sampai detik ini. Walalupun rumah mereka bersebelahan, namun Harry harus tetap menghargai Cammelia yang membutuhkan waktu untuk menyendiri dan menenangkan pikirannya. Harry menatap ke arah jendela Cammelia yang berada di sebrang kamarnya, tirai pada jendela itu masih tertutup dari malam Ia mengantar Cammelia. Sepertinya Cammelia akan tertidur sepanjang hari lagi seperti kemarin.
***
Sore ini adalah waktunya sparing basket yang telah mereka jadwalkan dari jauh-jauh hari. Tim Harry akan melawan tim yang terdapat Eric di dalamnya. Ia akan bertemu Eric hari ini setelah kejadian perselingkuhannya dengan Zee.
“Ini kesempatan gue buat ngasih pelajaran sama Eric,” gumam Harry.
Harry berjalan ke arah mobilnya dan memasukan peralatan basketnya melalui pintu belakang, lalu tancap gas meninggalkan rumahnya. Harry mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Rasanya sudah tidak sabar untuk memberi Eric sedikit pelajaran.
Harry memarkirkan mobilnya di sebalah mobil Boy dan terlihat Boy menunggunya di mobil bersama seorang gadis. Harry turun dari mobilnya dan mengambil peralatan basketnya.
“Harry!!!” sapa Boy.
“Boy.” Harry menyapa Boy sambil menepuk bahunya.
“Har, kenalin ini Summer.” Boy memperkenalkan gadis yang sejak tadi menunggu bersama Boy di dalam mobil.
“Hai, gue Summer.” Summer menyodorkan tangannya untuk bersalaman dengan Harry.
“Harry.” Harry menyambut tangan Summer.
“Lo mesti ketemu Cammelia nanti,” ujar Boy dengan semangat pada Summer.
“Cammelia nggak akan datang hari ini,” ujar Harry.
“Maksud lo?” Tidak banyak orang yang mengetahui kejadian di pesta itu, termasuk Boy. Bahkan beberapa orang yang hadir di pesta itu pun juga tidak mengetahui insiden itu.
“Lo bakal ngerti nanti.” Harry berjalan dan memberikan isyarat dengan menepuk bahu Boy.
Mereka bertiga berjalan menuju lapangan tempat mereka akan bermain basket, sudah terlihat beberapa orang yang hadir di lapangan saat itu termasuk Eric yang datang ditemani oleh Zee. Harry dengan sinis melihat Zee yang duduk di tepi lapangan sambil memegang erat botol minum bewarna hitam bermerk Adidas. Bagaimana Harry tahu kalau Eric ditemani oleh Zee? Karena Harry mengenal botol minum yang dipegang Zee adalah milik Eric.
“Boy hari ini aja, biarin gue bikin rusuh di sini,” pinta Harry dengan nada berbisik pada Boy.
“Eh apa maksud lo? Jangan aneh-aneh ya,” cegah Boy, memperingati Harry.
Harry tidak menghiraukan perkataan Boy, Ia berjalan menuju salah satu tempat duduk di sebelah Zee dan gengnya. Terlihat Clara menemani Shawn dan Francesca yang sudah pasti menemani Raymond.
“Eh, lo berdua nggak datang ke pesta Raymond ya?” tanya salah satu dari teman se-Team Harry.
“Sorry ya Ray gue lagi Stay di Santa Monica sekarang,” jelas Boy dengan ramah pada Raymond, si tuan rumah pesta.
“Kalau lo, Harry? Kenapa nggak datang?”
“Sorry ya!” ujar Harry singkat, tanpa memberikan penjelasan apa pun.
“Eh Harry, Cammelia mana?” Zee menanyakan Cammelia dengan sikap yang ramah, seperti tidak terjadi sesuatu.
“Cammelia?” Harry mengulang kembali pertanyaan Zee.
Harry geram melihat tingkah Zee yang munafik. Ia bertingkah sangat normal, padahal Ia adalah orang yang menusuk Cammelia dengan tidur bersama laki-laki yang saat itu masih berstatus sebagai kekasihnya Cammelia.
“Iya Cammelia.”
“Menurut lo?” ujar Harry dengan sinis.
***
Mereka memulai permainan basket. Tujuan Harry saat ini adalah bukan untuk memenangkan pertandingan ini, yang menjadi prioritas Harry hanyalah memberi pelajaran kepada Eric. Menang atau kalah tidak menjadi persoalan untuk dirinya. Harry beberapa kali dengan sengaja melempar bola dengan kencang ke arah Eric dan Harry selalu mengatakan ‘Sorry’ bila bola itu mengenainya.
“Sorry!” Harry melambaikan tangan pada Eric, bola itu tepat mengenai bahunya.
“Sorry!” Bola itu mengenai kepalanya.
“Sorry!” Eric berhasil menahan bola yang hampir mengenai perutnya.
“Sorry!”
“Sorry!!”
“Sorry!”