“Out on our own
Dreaming in a world that we both know
Is out of our control. But if shit hits the fan, we’r not alone
‘Cause you’ve got me and you know. That I’ve got you and I know”
-Till Forever Falls Apart, Ashe and Finneas O’Connell
Klik….
Cammelia menutup pintu lalu rumahnya dan mendapati keadaan rumahnya yang gelap gulita. Tidak aneh, karena ini sudah hampir tengah malam, bahkan Ia mendapati lampu kamar kedua orang tuanya sudah dalam keadaan mati saat Ia masih berada di luar bersama Harry. Dengan santainya Cammelia berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air mineral dan betapa terkejutnya Ia ketika mendapati Mamanya sedang duduk di meja makan sambil menyantap mie instan.
“Mam, ini udah tengah malam loh.” Cammelia menghampiri Mamanya dan memasukan sesuap besar mie instan milik Mamanya ke dalam mulutnya.
Kehujanan dan kedinginan membuat Cammelia merasa sangat lapar, namun sudah terlalu larut untuknya dan Harry mampir-mampir lagi sebelum pulang.
“Mama nggak bisa tidur kalau lapar. Enak kan?” sindir Ersa, sambil melihat anak kesayangannya menyuap mie instan miliknya tanpa permisi.
Namun Cammelia tidak peduli dengan sindiran itu, Ia terlalu bahagia untuk menghiraukan hal lain. Bahkan saat ini dirinya kelaparan pun, Ia tetap tenang. Biasanya Cammelia cukup rese dan menjadi Grumpy saat lapar. Ini semua berkat ciuman pertamanya dengan Harry yang terasa seperti mimpi.
Cammelia memenuhi gelasnya dengan air dari keran sambil bersenandung dan langsung meneguk habis tanpa bersisa. Cammelia terlihat sangat bahagia, lebih tepatnya terlihat seperti orang sedang kasmaran. Setiap orang yang melihatnya selalu dapat menebak suasana hatinya dengan mudah, wajahnya yang ekspresif dapat dengan mudah berubah-ubah tergantung suasana hatinya.
“Kayaknya ada sesuatu antara kamu dan Harry nih?” tanya Ersa dengan tatapan curiga.
Ia mengenal anaknya dengan baik. Dibandingkan suaminya, Ialah yang lebih dekat dengan Cammelia. Jadi, Ia sudah dapat mengetahui pasti bahwa anaknya sedang kasmaran dengan seseorang. Dan seseorang itu tidak lain dan tidak bukan si Playboy, Harry Blooman.
“Mam, come on. Aku cuma jalan-jalan aja sama Harry. Nothing special,” sanggah Cammelia, namun wajahnya tetap tidak bisa bohong.
“Mama ngintip di jendela tadi pas Harry megang tangan kamu.”
“Hehehe, gimana pendapat Mama kalau aku sama Harry?” Cammelia mudah sekali terpancing.
Cammelia tidak bisa membohongi Mamanya. Karena beberapa detik lalu Ia telah gagal untuk terlihat biasa saja dan berusaha mati-matian untuk menyembunyikan apa yang terjadi antara dirinya dan Harry.